UMM Dorong Inovasi Pakan Ternak Berkelanjutan

UMM Dorong Inovasi Pakan Ternak Berkelanjutan

MAKLUMAT – Program Studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menghidupkan semangat inovasi. Kali ini melalui kuliah pakar bertema “Inovasi Nutrisi dan Pakan Ternak untuk Peternakan Berkelanjutan”.

Hajatan ini berlangsung pada 26 Juli, sebagai bagian dari agenda tahunan sekaligus menjadi ruang diskusi akademik. Di dalamnya juga menjadi ajang unjuk karya mahasiswa dalam meramu solusi untuk kebutuhan pakan ternak masa depan.

Yang menarik, produk pakan ternak yang dipamerkan dalam acara ini sepenuhnya hasil racikan mahasiswa. Sebut saja MBP (Milkbooster ProMix), atau pakan khusus sapi perah untuk meningkatkan volume dan kualitas susu selama masa laktasi. Satu lagi adalah Mafeed (maggot feed layer), yakni pakan alternatif berbasis maggot untuk pakan unggas fase layer.

Pengakuan Karya dan Inovasi Mahasiswa

Semua produk ini lahir dari mata kuliah praktikum Pakan dan Teknologi Pakan, yang selama tujuh tahun terakhir menjadi bagian dari pendekatan berbasis proyek di Prodi Peternakan UMM.

“Kami selalu terkejut dengan hasilnya. Inovasinya melampaui ekspektasi, ramah lingkungan. Bahkan menjadi kontributor terbesar dalam inovasi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Program ini berhasil melaju ke tingkat nasional,” ujar Prof. Dr. Ir. Indah Prihartini, MP., IPU, dosen pengampu mata kuliah tersebut.

Menurut Indah, kuliah pakar ini dirancang agar mahasiswa menguasai teori sekalius siap menghadapi tantangan di lapangan. Melalui proyek ini, mahasiswa mengasah keterampilan kewirausahaan, kerja tim, hingga penerapan sains dan teknologi dalam formulasi pakan ternak.

Baca Juga  Komitmen Kuatkan Pembinaan, LPO PP Muhammadiyah Rilis Pedoman Pendirian dan Pengembangan Sentra Olahraga

Dalam kuliah pakar tersebut, dua narasumber dari dunia industri hadir membagikan pengalamannya. Ir. Yahya M. Sofwan, S.Pt, MP, IPM selaku Feed and Nutrition Consultant menyoroti pentingnya efisiensi dan inovasi dalam penyusunan pakan ternak, khususnya ayam petelur.

Ruang Diskusi Kampus dan Industri

Ia memaparkan berbagai bentuk pakan seperti mash, crumble, dan kibble, serta bagaimana pilihan bahan baku seperti sorgum, gandum, dan jagung memengaruhi nilai nutrisi pakan.

“Industri pakan saat ini sedang mengalami disrupsi. Teknologi evaluasi pakan yang cepat dan akurat menjadi kunci menekan biaya, sekaligus menjaga mutu,” kata Yahya.

Yahya juga menekankan penerapan phase feeding, sebuah strategi yang mengatur kebutuhan pakan ternak sesuai dengan fase pertumbuhan ayam. Pendekatan ini mampu mengoptimalkan performa ayam dengan tetap memperhatikan efisiensi biaya dan aspek keberlanjutan lingkungan.

Keseimbangan Formula dan Produksi

Sementara itu, General Manager Koperasi Agro Niaga (KAN), Samsul Hadi Santoso, mengajak mahasiswa lebih teliti dalam menyusun formulasi pakan sapi perah. Baginya, efisiensi dalam pakan ternak bermula dari perhitungan presisi yang mempertimbangkan bobot sapi, status reproduksi, tingkat produksi susu, hingga kadar lemak susu.

“Kalau salah hitung, bukan cuma produksi yang turun, biaya juga bisa membengkak. Formulasi pakan itu harus presisi,” tegas Samsul.

Melalui kuliah pakar dan proyek inovasi pakan ternak ini, UMM memiliki dua tujuan sekaligus. Yakni mencetak lulusan yang paham teori sekaligus menjadi inovator yang mampu menjawab persoalan di industri peternakan.

Baca Juga  Gelar Musyda ke-III, Sarto Terpilih Jadi Ketua Fokal IMM Ponorogo

Ruang-ruang pembelajaran seperti ini menjadi penting di tengah kebutuhan akan pakan ternak yang semakin efisien, terjangkau, dan ramah lingkungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *