MAKLUMAT – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus menunjukkan komitmen dalam membentuk generasi masa depan Indonesia. Kali ini, kampus dengan sebutan sebagai Kampus Putih itu menghadirkan Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. H. Dudung Abdurachman, S.E., M.M., yang kini menjabat Penasihat Khusus Presiden RI Bidang Pertahanan, Selasa, 2 Juli 2025.
Dalam kuliah umum yang dihadiri ratusan mahasiswa itu, Dudung menegaskan bahwa masa depan Indonesia bertumpu pada generasi muda. Namun, peluang itu tak serta-merta menjadi jaminan kemajuan. Ia mengingatkan, generasi masa depan harus lebih dari sekadar melek teknologi, harus punya karakter, prinsip, dan daya kritis yang kuat.
“Saya percaya masa depan Indonesia ada di tangan kalian. Tapi kalau tidak mempersiapkan diri mulai sekarang, Indonesia hanya akan jadi pasar bagi bangsa lain, bukan pemain utama. Internet itu bebas, tapi kalian harus bisa menyaring. Jangan hanya jadi pengikut arus, jadilah pembuat arus,” ujar Dudung.
Bagi Dudung, tantangan generasi masa depan bukan hanya datang dari luar negeri. Ancaman dari dalam, seperti disinformasi, radikalisme, dan polarisasi sosial, justru lebih nyata dan berbahaya.
Tantangan Bonus Demoggrafi
Ia menyebutkan, indeks kerentanan nasional Indonesia masih tergolong tinggi. Bahkan kelompok-kelompok lain bisa memanfaatkan situasi ini, dan berpotensi memecah belah bangsa. Terutama jika generasi mudanya memilih bersikap apatis.
“Bonus demografi tidak otomatis jadi keunggulan. Kalau kalian hanya cerdas secara akademik, tapi lemah secara moral, itu bisa jadi bencana,” tegasnya. Ia mengingatkan agar generasi masa depan tidak bangga dengan gelar, tapi bangun karakter.
Mantan Pandam Jaya ini mendesak mahasiswa tidak hanya memiliki kepintaran, tapi prinsip. “Bangsa ini tidak dibangun oleh orang yang hidup dalam kenyamanan, tapi oleh mereka yang rela berjuang dan berkorban,” tegasnya.
Rektor UMM, Prof. Nazaruddin Malik, M.Si., menilai kehadiran tokoh seperti Dudung penting untuk membangun kesadaran dan visi generasi masa depan. Ia menekankan bahwa UMM terus berkomitmen menjadi ruang belajar yang dekat dengan realitas sosial.
Konsistensi Hadirkan Kuliah Tamu
Sejauh ini UMM cukup konsisten mendatangkan tokoh-tokoh nasional dan internasional untuk memperluas wawasan mahasiswa.
“Pak Dudung bukan sekadar seorang jenderal, tapi juga saksi sejarah yang banyak belajar dari lapangan. Mahasiswa bisa mengambil hikmah dari pengalamannya, kemudian mengaplikasnnya dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. UMM akan terus menjadi pionir dalam membangun solusi atas berbagai persoalan bangsa,” ujar Nazar.
Bagi Nazar, membangun generasi masa depan bukan soal kecakapan individu. Melainkan kemampuan berkolaborasi demi kepentingan umat dan bangsa. Dalam menghadapi tantangan global, solidaritas dan kerja sama menjadi kekuatan yang tak boleh ditinggalkan.
“Bangsa besar adalah bangsa yang mampu membangun kolaborasi produktif. Kita tidak bisa berjalan sendiri,” tandasnya.
Di tengah derasnya perubahan zaman, UMM ingin memastikan bahwa generasi masa depan Indonesia bisa menjadi aktor penting dalam sejarah bangsanya.