MAKLUMAT – Muhammadiyah segera punya bank sendiri. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan proses pendirian Bank Syariah Muhammadiyah (BSM) sudah hampir rampung. Izin operasional bank tersebut diprediksi bakal keluar dalam waktu dekat.
“Iya sudah diproses. Sepertinya sebentar lagi keluar izinnya, mungkin dalam sebulan ini,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, usai membuka BSI International Expo 2025 di Jakarta International Convention Center, seperti dilansir CNN Indonesia, Selasa (1/7/2025).
Dian mengungkapkan bahwa langkah awal Muhammadiyah adalah mendirikan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) terlebih dahulu. BPRS yang dimaksud adalah BPRS Matahari Artha Daya milik Universitas Muhammadiyah Prof. DR Hamka (Uhamka) di Ciputat, Tangerang Selatan. Nantinya, BPRS ini akan menjadi cangkang atau embrio dari Bank Syariah Muhammadiyah.
“Nantinya, BPRS itu akan diganti nama dulu. Setelah itu, akan dilakukan transformasi lebih lanjut, bahkan bisa berkembang menjadi bank umum,” jelasnya.
Langkah Muhammadiyah ini disebut sebagai strategi transformasi bisnis keuangan berbasis syariah. Model yang dipilih bukan merger, tetapi pendekatan close loop, yakni layanan terbatas pada anggota.
Magnet Bisnis Syariah Muhammadiyah
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata (MEBP) PP Muhammadiyah, Mukhaer Pakkanna, menyebutkan bahwa saat ini Muhammadiyah memiliki 17 BPRS. Namun, karena sulit dilebur menjadi satu, dipilihlah satu BPRS sebagai poros utama.
“BPRS Matahari Artha Daya itu yang akan menjadi magnet. BPRS lain akan ikut bergabung sebagai pemegang saham. Jadi bukan merger, tapi melebur dalam satu ekosistem,” kata Mukhaer.
Ia menambahkan, Muhammadiyah sedang melakukan konsolidasi besar-besaran, terutama dalam hal permodalan. Targetnya, Bank Syariah Muhammadiyah akan meluncur pada tahun ini, dengan modal inti minimal Rp100 miliar untuk masuk kategori buku 1. Setelah itu, Muhammadiyah akan memacu BSM ke jenjang bank umum buku 4.