Naturalisasi Bukan Tujuan, Exco PSSI: Kalau Berlatih dengan Orang Pintar Akan Ikut Pintar

Naturalisasi Bukan Tujuan, Exco PSSI: Kalau Berlatih dengan Orang Pintar Akan Ikut Pintar

MAKLUMAT — Anggota Executive Committee (Exco) PSSI, Ahmad Riyadh, menegaskan bahwa program naturalisasi para diaspora bukanlah tujuan ataupun satu-satunya cara untuk mengangkat Timnas Indonesia.

Dalam siaran Maklumat Podcast yang ditayangkan di kanal YouTube MaklumatID, Riyadh mengungkapkan bahwa naturalisasi dilakukan hampir di semua negara, bahkan di berbagai bidang.

Menurutnya, dalam konteks Timnas Indonesia, hal itu hanya sebagai salah satu cara untuk mengangkat performa, sekaligus memberikan dorongan motivasi bagi para pemain lokal tanah air agar semakin berkembang mengikuti para pemain naturalisasi yang berkiprah di Eropa.

“Naturalisasi ini bukan tujuan ya, tapi itu cara, cara untuk mengangkat tim ini. Kita kan melihat sepak bola hampir di semuanya (negara) itu juga naturalisasi untuk mengangkat, di bidang apapun,” ujarnya, dikutip Ahad (6/7/2025).

Ia menandaskan bahwa program naturalisasi pada saatnya akan dihentikan. PSSI, kata dia, memperkirakan dalam sekitar 10 tahun ke depan sudah akan kehabisan ‘stok’ diaspora untuk dilakukan naturalisasi.

Bukan tujuan utama, harus berhenti, dan memang pada saatnya perkiraan kita dalam 10 tahun sudah enggak ada lagi cucu-cucunya, anak-anak ini punya anak sudah anak Indonesia nanti, yang di Belanda sudah habis ini, sudah koret-koret (sisa-sisa terakhir), kecuali dari perkawinan, dari apa itu boleh,” terang pria yang juga seorang advokat itu.

Sebab itu, ia menegaskan bahwa langkah naturalisasi yang dilakukan PSSI saat ini bukanlah langkah asal-asalan, melainkan harus terukur. Misalnya, dengan melakukan naturalisasi terhadap pemain-pemain muda di kisaran usia 20 tahun.

Baca Juga  Timnas Indonesia Tambah Kekuatan! Emil Audero- Joey Pelupessy Siap Jadi Andalan di Piala Dunia 2026

Hal itu, kata Riyadh, sebagai salah satu strategi untuk memotivasi dan mendorong para pemain lokal tanah air untuk terus tumbuh dan berkembang lebih baik, sebab berada di tengah-tengah circle para pemain naturalisasi yang memiliki kualitas di atasnya.

“Tetap toh kita juga tidak instan, ada empat atau lima yang umur 20 kita ambil, berarti apa? Untuk mengimbangi, pemain kita ketarik. Kalau kita bertemu, berkumpul orang-orang pintar dalam berlatih, insya Allah kita akan ikut (berkembang lebih baik),” tandasnya.

Ia menekankan bahwa meskipun saat ini Timnas Indonesia banyak berisi para pemain diaspora hasil program naturalisasi, namun bukan berarti meninggalkan para pemain lokal. Melalui program tersebut, ia berharap dapat meningkatkan kualitas dan standar para pemain Indonesia.

“Kita minta standarnya ini dinaikkan terus, grafiknya ini memang terus digenjot oleh Ketua Umum (PSSI, Erick Thohir) kita ini,” tegas Riyadh.

*) Penulis: Ubay NA

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *