Dari Rae Lil Black ke Nuray Istigbal: Perjalanan Menuju Islam yang Menggetarkan Hati

Dari Rae Lil Black ke Nuray Istigbal: Perjalanan Menuju Islam yang Menggetarkan Hati

MAKLUMAT — Nama Rae Lil Black dulu identik dengan dunia hiburan dewasa. Namun siapa sangka, perempuan asal Jepang yang pernah hidup dalam sorotan kontroversi itu, kini justru menemukan ketenangan dalam Islam. Ia kini lebih memilih dipanggil dengan nama barunya: Nuray Istigbal, yang berarti cahaya bulan.

Perjalanannya menuju Islam bukan kisah yang direncanakan. Sekitar sepuluh bulan lalu, usai sempat tinggal di Bali dan Thailand Selatan, Nuray singgah di Malaysia. Di sanalah semuanya bermula. Tanpa sengaja, ia hadir di sebuah kajian Islam. “Awalnya saya kira itu seminar motivasi,” katanya dalam wawancara dengan Denny Sumargo di YouTube. “Tapi energinya luar biasa. Saya duduk tiga jam mendengarkan dan rasanya belum pernah seperti itu.”

Sejak saat itu, ia mulai mencari tahu lebih dalam. Bukan dengan tergesa-gesa, tapi perlahan dan sungguh-sungguh. Selama enam bulan, ia belajar, membaca, dan mempraktikkan ajaran Islam. Barulah setelah hatinya mantap, Nuray mengucap dua kalimat syahadat dan mengganti namanya secara resmi.

“Iman tidak datang begitu saja. Harus dicari dan dipelajari,” ungkap perempuan kelahiran Osaka itu. Sebelum mengenal Islam, ia pernah mempelajari Buddhisme selama tiga tahun dan Kekristenan selama satu dekade. Tapi, baru dalam Islam ia merasa menemukan jawaban-jawaban hidupnya.

Salah satu yang paling membekas di hatinya adalah Al-Qur’an. Ia membaca terjemahan dalam bahasa Jepang karya Ustaz Sugimoto, mualaf asal Jepang. “Kalau saya sedang ada masalah, saya buka Al-Qur’an. Selalu ada jawabannya. Bahkan ketika saya bahagia, Al-Qur’an tetap memberi makna,” tuturnya. Kini, ia sudah tiga kali khatam dan menjadikan Al-Qur’an sebagai bacaan harian.

Baca Juga  Mantap Berjuang di Jalur Politik, Soroti Persoalan Perempuan

Surah Ar-Ra’d

Ayat favoritnya? Surah Ar-Ra’d ayat 11: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Ayat ini seakan mencerminkan hidupnya—bahwa perubahan besar dimulai dari dalam diri.

Kini, Nuray tinggal di Bangkok, menekuni seni bela diri Muay Thai. Masa lalunya ia anggap sebagai bagian dari takdir, bukan sesuatu yang harus dilupakan. “Saya tidak bisa menghapus masa lalu. Tapi saya bisa menjadikannya jembatan untuk masa depan,” ucapnya.

Ia sadar masih banyak orang yang menilainya dari rekam jejak digital. Tapi Nuray memilih berdamai. “Dulu saya percaya ada kekuatan besar di luar sana, tapi saya tak tahu itu apa. Sekarang saya tahu, itu adalah Allah.”

Baru-baru ini, Nuray hadir di acara “Amazing Muharram” di Indonesia, membagikan kisah hijrahnya di hadapan para Muslimah muda. Pesannya sederhana tapi mengena: “Internet itu abadi. Hati-hatilah dengan apa yang kita unggah. Tapi Allah Maha Pengampun. Setiap orang bisa mulai dari awal.”

Dulu ia dikenal karena tubuhnya. Kini, Nuray ingin dikenang karena cahayanya. Bagi Nuray, cahaya sejati itu datang dari iman. ***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *