MAKLUMAT — Gigi berlubang kerap dianggap sebagai urusan atau masalah kesehatan personal, padahal bakteri penyebabnya juga dapat menyebar di antara anggota keluarga.
Hal ini diungkapkan oleh Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), drg Radika Fahmi, yang menekankan pentingnya memahami potensi penularan bakteri dalam lingkungan rumah tangga. “Yang menular bukan lubangnya, tetapi bakterinya,” ujarnya.
Menurutnya, bakteri penyebab gigi berlubang—seperti streptococcus mutans—bisa berpindah melalui air liur, baik lewat ciuman, penggunaan alat makan bersama, hingga kebiasaan meniup makanan anak.
Meski tak semua orang yang terpapar bakteri akan mengalami karies, kondisi kebersihan mulut menjadi faktor kunci dalam menentukan risiko kerusakan gigi. “Kondisi kebersihan mulut sangat menentukan apakah bakteri tersebut akan menyebabkan kerusakan gigi atau tidak,” tambah drg Radika.
Pemeriksaan Gigi Pranikah Juga Penting
Menjelang pernikahan, pemeriksaan kesehatan umum sering dilakukan, namun pemeriksaan gigi pranikah masih jarang diperhatikan. drg Radika menekankan urgensinya sebagai langkah awal membangun keluarga sehat.
“Pemeriksaan gigi sebelum menikah itu seperti membaca peta kesehatan mulut pasangan. Kalau ada masalah, bisa ditangani lebih awal sebelum menular,” katanya.
Masalah seperti gigi berlubang, infeksi gusi, dan bau mulut, jika tidak ditangani sejak awal, dapat menjadi gangguan dalam hubungan rumah tangga. Ia pun menyarankan agar edukasi kebersihan mulut dimasukkan dalam konseling pranikah.
Rumah Jadi Tempat Penularan
Dalam praktik sehari-hari, banyak aktivitas rumah tangga yang tanpa disadari menjadi jalur penularan bakteri. Kontak air liur, baik melalui berbagi sendok, gelas, atau meniup makanan untuk anak, menjadi media utama penyebaran streptococcus mutans.
“Kontak air liur adalah jalur utama perpindahan bakteri streptococcus mutans. Ini bisa terjadi melalui ciuman, berbagi sendok, atau bahkan meniup makanan anak,” terang drg Radika.
Ia menegaskan bahwa komitmen menjaga kebersihan mulut harus dilakukan bersama-sama di dalam keluarga.
“Kalau satu orang dalam rumah menjaga, tapi yang lain tidak peduli, maka hasilnya tidak maksimal,” jelasnya.
Langkah sederhana seperti tidak berbagi alat makan, menggunakan peralatan pribadi, hingga menghindari meniup makanan anak dinilai efektif dalam memutus rantai penyebaran.
Tips Mencegah Gigi Berlubang
Lebih lanjut, drg Radika juga menyampaikan beberapa langkah praktis yang dapat diterapkan dalam rumah tangga:
- Pemeriksaan gigi rutin setiap enam bulan;
- Menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride, serta penggunaan benang gigi;
- Hindari kebiasaan berbagi alat makan dan meniup makanan;
- Batasi konsumsi gula, terutama sebelum tidur; serta
- Gunakan obat kumur antiseptik sesuai anjuran dokter.
Ia menegaskan bahwa peran dokter gigi tak hanya terbatas pada perawatan, tetapi juga sebagai penyuluh yang memberikan pemahaman yang mudah dicerna masyarakat.
“Kami para dokter gigi medis khususnya dosen di FKG Umsida selalu berupaya memberikan informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat agar semakin banyak orang yang peduli terhadap kesehatan mulut,” ujarnya.
Kesehatan Gigi Tanggung Jawab Bersama
Kesimpulannya, menjaga kesehatan gigi dan mulut bukan hanya urusan individu, tetapi tanggung jawab kolektif dalam keluarga. Dengan edukasi yang tepat dan perubahan kebiasaan sederhana, potensi penyebaran bakteri penyebab karies dapat diminimalisir.
Gigi yang sehat bukan hanya investasi untuk senyum yang indah, tapi juga fondasi keluarga yang lebih sehat dan harmonis — dari rumah tangga hari ini, menuju generasi masa depan yang lebih sadar akan pentingnya kesehatan.