Sampah Selalu Datang Lagi: Cerita DLH Surabaya Menjaga Sungai Pegirian Tetap Mengalir

Sampah Selalu Datang Lagi: Cerita DLH Surabaya Menjaga Sungai Pegirian Tetap Mengalir

MAKLUMAT — Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Dedik Irianto, mengungkap bahwa pembersihan sungai bukan perkara sekali selesai. Meski dilakukan rutin, aliran sungai seperti Pegirian tetap dipenuhi kiriman sampah dari saluran lain.

“Jadi itu kita bersihkan secara rutin, cuma kan sungai Pegirian itu kan saluran primer. Nah, kadang-kadang yang membawa kotoran itu dari saluran sekundernya. Contoh, seperti saluran sekunder Arimbi, itu kan di dekat area perumahan, jadi sampahnya berasal dari situ,” kata Dedik dalam keterangan resminya, Rabu (9/7/2025).

Sungai Pegirian terletak di antara Kecamatan Semampir dan Simokerto. Aliran ini bukan hanya penting secara ekologis, tapi juga punya nilai sejarah dan masuk dalam kawasan wisata religi. Karena itu, DLH tidak hanya mengandalkan satgas kebersihan, tapi juga berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) untuk memasang alat penyaring di hulu.

“Nanti dipasang screener, jadi sampahnya bisa diambil dari situ, nggak sampai masuk ke sungai Pegirian. Jadi seperti saringan begitu,” ujarnya.

Dedik menyebut upaya ini tidak berdiri sendiri. Selain membersihkan sungai sejak Jumat (4/7/2025), pihaknya juga menggandeng pemerintah kecamatan untuk memasang papan imbauan. Warga diminta tidak membuang sampah ke sungai, kebiasaan yang terus berulang meski berbagai pendekatan telah dilakukan.

“Itu sudah lama, kita lakukan imbauan, yustisi, denda baik uang maupun kurungan (tipiring) sudah kita sosialisasikan. Nah, ini kita juga kerja sama dengan kecamatan Semampir dan Simokerto untuk memasang papan imbauan,” terangnya.

Baca Juga  Surabaya Segera Percantik Jalan Wiyung - Menganti

Di luar soal sampah rumah tangga, DLH juga menghadapi tantangan dari munculnya lumut di permukaan sungai. Menurut Dedik, penampakan hitam yang sering terlihat bukan selalu karena tumpukan sampah, melainkan karena tumbuhan air tersebut.

“Nah, yang hitam-hitam itu bukan sampah, sampahnya yang putih-putih itu saja hanya di beberapa titik. Itu juga kita rutin melakukan pengambilan,” jelasnya.

Dedik berharap masyarakat lebih sadar akan dampak pembuangan sampah sembarangan, apalagi di kawasan yang menjadi bagian dari sejarah kota. “Harapannya biar sungai Pegirian juga bersih lagi, di samping itu kan kawasan ini masuk kawasan wisata religi,” tandasnya.

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *