Kamera Tim SAR Terbawa Arus Selat Bali, Pencarian Korban KMP Tunu Terkendala Cuaca Ekstrem

Kamera Tim SAR Terbawa Arus Selat Bali, Pencarian Korban KMP Tunu Terkendala Cuaca Ekstrem

MAKLUMAT – Upaya pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali memasuki hari kedelapan. Namun medan yang sulit dan cuaca ekstrem menjadi tantangan utama bagi tim SAR gabungan. Arus bawah laut yang sangat deras sempat menyeret kamera pemantau hingga kedalaman lebih dari 35 meter. Hal ini membuat proses dokumentasi bawah air sempat terganggu.

Di tengah upaya pencarian yang terus dilakukan, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi dua jenazah pada Rabu (9/7/2025). Deputi Operasi SAR BASARNAS, R. Eko Suyatno, yang juga bertindak sebagai SAR Mission Coordinator (SMC), menyampaikan bahwa jenazah pertama ditemukan oleh nelayan sekitar pukul 07.00 WITA di Pantai Pebuahan. Sedangkan jenazah kedua ditemukan pukul 08.30 WITA di Pantai Pengambengan.

Kedua jenazah langsung dievakuasi ke rumah sakit untuk proses identifikasi oleh tim DVI Polri. Jenazah pertama dibawa ke RSUD Negara, sedangkan yang kedua ke RSUD Jembrana. “Hari ini seluruh unsur SRU—baik laut, udara, darat, hingga underwater—fokus melakukan penyisiran di sektor selatan,” ujar Eko dikutip dari laman Basarnas Surabaya.

Selain itu, KRI Pulau Fanildo 732 turut melakukan pemetaan menggunakan side scan sonar dari arah selatan ke utara, seiring dengan dominasi arus bawah laut dari dua arah tersebut. Sementara itu, KN Masalembo dari Distrik Navigasi Kelas I Surabaya juga telah bergabung dalam operasi dengan membawa ROV milik KNKT untuk membantu deteksi bawah laut.

Baca Juga  Jalankan Perintah Prabowo, Menteri Bahlil Lahadalia Naikkan Status 375 Ribu Pengecer Jadi Sub Pangkalan LPG 3 Kg

Cuaca yang tidak bersahabat menjadi kendala paling signifikan. Berdasarkan data BMKG, kawasan Selat Bali diprediksi mengalami berawan tebal, kecepatan angin 4 hingga 25 knot, ketinggian gelombang hingga 4 meter, serta kecepatan arus permukaan mencapai 2,4 m/s.

Tim SAR laut kini mendapatkan dukungan tambahan berupa KRI Spica, kapal yang dilengkapi alat deteksi bawah laut, melengkapi peralatan sebelumnya seperti ROV dan perangkat selam. Penyelaman dilakukan secara acak, menyesuaikan kondisi laut.

Sementara itu, SRU darat terus melakukan sosialisasi kepada nelayan agar segera melapor jika menemukan tanda-tanda korban. Hasilnya, pada pagi hari ditemukan jenazah ke-13 di Pantai Tegaldelimo, Banyuwangi, dan langsung dievakuasi ke RSUD Blambangan.

Tim SAR juga memprediksi keberadaan bangkai kapal KMP Tunu berada sekitar 30 meter dari kabel bawah laut Jawa–Bali. Untuk itu, telah dilakukan koordinasi intensif dengan manajemen pemeliharaan transmisi Jawa–Bali guna memastikan keselamatan dan memberi masukan teknis.

Hingga Kamis (10/7/2025), tercatat 30 orang selamat, 14 meninggal dunia, dan 23 lainnya masih dalam pencarian. Ratusan personel dari berbagai unsur SAR terlibat, termasuk BASARNAS, Koarmada II, Polairud, TNI AL, BMKG, hingga relawan dari berbagai organisasi.

Operasi akan terus dilanjutkan meski kondisi alam masih menjadi tantangan. “Kami maksimalkan semua potensi yang ada dan terus berdoa semoga korban lainnya segera ditemukan,” pungkas Eko.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *