Aura Sang Penari Perahu: Rayyan Dika dari Riau Gegerkan Dunia Maya

Aura Sang Penari Perahu: Rayyan Dika dari Riau Gegerkan Dunia Maya

MAKLUMAT — Pernahkah Anda melihat video viral seorang anak laki-laki berpakaian hitam, berdiri di ujung perahu, menari dengan gerakan lengan yang dramatis? Wajahnya tenang, gerakannya mengalir, auranya tak tergoyahkan. Ia bukan aktor. Bukan juga selebritas ibukota. Namanya Rayyan Arkhan Dikha, 11 tahun, bocah asal Riau, Indonesia, yang kini dijuluki netizen sebagai “aura farming”.

Dalam video berdurasi kurang dari semenit itu, Dika—sapaan akrabnya—berdiri tegak di bagian haluan perahu panjang yang melaju di sungai Kuantan. Dengan pakaian adat berwarna hitam dan kacamata gelap, ia menari dalam senyap.

Lengannya melambai, bahunya bergoyang halus, ekspresinya tidak berubah. Dunia menyebut ini “aura farming”, tren digital Gen Z dan Gen Alpha yang mengacu pada cara menampilkan diri yang keren, berwibawa, dan berkarisma tanpa terlihat berusaha. Aura farming Dika ini sudah ditulis oleh media asing seperti Arab News, dan economictimes.indiatimes.com.

Arab News menulis lebih dalam dari viralitas itu. “Yang disaksikan dunia sebenarnya bukan sekadar tren media sosial, tetapi pertunjukan budaya tradisional Pacu Jalur yang berakar dari sejarah panjang masyarakat Riau,” tulis laporan Arab News dalam artikelnya.

Dika bukan sembarang penari. Ia adalah Togak Luan, penari simbolik yang bertugas menyemangati pendayung dalam lomba Pacu Jalur—tradisi olahraga air dari Kuantan Singingi, Riau. Tradisi ini sudah berlangsung sejak abad ke-17, saat sungai menjadi jalur utama transportasi warga setempat.

Baca Juga  Muhammad Manu: Anak Muda Harus Berani Tampil, Jangan Hanya Mengekor

Dalam setiap perahu, puluhan pendayung bahu membahu mengejar garis akhir. Di ujung perahu, Togak Luan—seperti Dika—menjadi sosok pemantik semangat. Gerakan dan auranya bukan hanya hiburan, melainkan penyemangat yang mempengaruhi ritme kayuh seluruh tim.

Dika mulai tampil sejak usia 9 tahun. Ia sudah terbiasa menari di atas perahu yang berguncang. Tahun lalu, saat festival Pacu Jalur digelar untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, Dika kembali berdiri di sana. Salah seorang penonton mengunggah videonya ke TikTok. Awalnya sepi. Namun beberapa bulan kemudian, video itu meledak.

Paris Saint-Germain menirukan gerakannya. Travis Kelce, bintang NFL dan kekasih Taylor Swift, ikut bergaya ala Dika. Pemain timnas AS, Diego Luna, merayakan golnya dengan gaya yang sama. Ribuan pengguna Instagram dan TikTok meniru gaya Dika. Aura farming jadi tren global. Padahal, semua bermula dari seorang anak desa yang menari di ujung perahu.

Melihat pengaruhnya, Pemerintah Provinsi Riau segera bertindak. Gubernur Riau, Abdul Wahid, mengangkat Dika sebagai Duta Pariwisata Riau dan memberikan beasiswa pendidikan senilai Rp20 juta. “Hari ini, hampir semua orang membuka mata terhadap budaya Riau yang semarak dan berkembang. Karena itulah saya menyampaikan apresiasi kepada Dika,” ujarnya.

Tak hanya itu, Dika juga diundang ke Jakarta. Ia disambut oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. “Pacu Jalur telah menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia sejak 2015,” kata Fadli. Ia memuji Dika karena telah membawa budaya Indonesia menembus batas digital dunia.

Baca Juga  Terpilih Aklamasi, Rektor UMJ Ma'mun Murod Jadi Ketua Umum FR-PTMA 2025-2028

Dika tersenyum saat ditanya wartawan tentang ketenarannya. “Saya senang bisa viral di seluruh dunia,” katanya dengan polos.

Kini, seluruh mata dunia tertuju pada Kuantan Singingi. Pacu Jalur bukan hanya tradisi lokal, melainkan warisan yang hidup di era global. Dan di tengah-tengah semua itu, berdiri seorang anak kecil—Rayyan Arkhan Dikha—dengan lambaian tangan yang pelan, tenang, dan penuh aura.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *