MAKLUMAT – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong pihak kepolisian untuk mengusut dugaan pengabaian hak anak dalam insiden maut saat pesta pernikahan anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar Mulyadi Putra, dengan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina. Insiden tersebut menyebabkan tiga orang tewas, termasuk seorang anak berusia 8 tahun. Wakil Ketua KPAI Jasra Putra menilai, penyelenggara acara tidak mengantisipasi kehadiran kelompok rentan dalam acara yang dihadiri ribuan orang itu.
“Panitia seharusnya mempertimbangkan keselamatan anak-anak, lansia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas. Pengabaian hal ini perlu diperhatikan saat polisi mengolah tempat kejadian perkara,” ujar Jasra seperti dilansir Tempo.co, Ahad (20/7/2025).
Ia menyebut, kejadian serupa sudah pernah terjadi dalam kerumunan massa. Namun, banyak penyelenggara tetap mengukur kesuksesan acara dari jumlah pengunjung, tanpa mengindahkan risiko keselamatan. “Gegap gempita acara sering membuat panitia lengah dan lupa bahwa ada kelompok rentan yang butuh perlindungan khusus,” tegasnya.
KPAI juga meminta regulasi perlindungan anak di daerah ditegakkan. Jasra berharap kejadian ini menjadi pelajaran agar keberpihakan pada kelompok rentan selalu menjadi prioritas dalam setiap kegiatan publik.
Sebagai informasi, rangkaian pernikahan Maula Akbar dan Putri Karlina dimulai sejak Senin (14/7) dengan prosesi siraman, lalu akad nikah pada Rabu (16/7) di Gedung Pendopo Kabupaten Garut. Namun, puncak acara berupa pesta rakyat dan makan gratis pada Jumat (18/7) di Gerbang Barat Alun-alun Garut berujung petaka. Ribuan warga memadati lokasi hingga menyebabkan desak-desakan saat pintu gedung dibuka. Tiga orang meninggal dunia dan 27 lainnya luka-luka.
Korban meninggal terdiri atas Vania Aprilia (8), Dewi Jubaedah (61), dan Bripka Cecep Saeful Bahri (39). Mereka diduga tewas akibat terinjak-injak dalam kerumunan massa yang tidak terkendali.
Kedua Mempelai Siap Diperiksa Polisi
Menanggapi insiden tersebut, Putri Karlina menyatakan siap jika harus diperiksa oleh pihak kepolisian. “Polisi akan memeriksa semuanya, bahkan kalau pun saya diperiksa, saya pasti harus diperiksa,” ujar Putri dikutip dari Kompas TV, Sabtu (19/7/2025). Ia mengklaim bahwa panitia penyelenggara maupun pemangku kepentingan sudah mempersiapkan acara tersebut dengan baik. “Namun takdir sudah berkata, maka kami harus hadapi, dan kami harus menerima dengan penuh tanggung jawab,” ucapnya. Lebih lanjut, Putri menyatakan menyerahkan sepenuhnya penanganan insiden ini kepada pihak kepolisian.
“Saya siap bertanggung jawab penuh, kalau ada prosedur-prosedur yang harus dijalani,” ungkapnya.
Sebagai pemangku kegiatan, ia dan suaminya juga siap bertanggung jawab terhadap keluarga korban. Pernyataan serupa disampaikan oleh Maula Akbar, suami Putri dan anak dari Dedi Mulyadi. Ia menyatakan siap mengikuti prosedur hukum yang tengah berjalan. “Tadi malam sudah dilakukan pemeriksaan oleh Polres Garut, dan disaksikan langsung oleh Kapolda Jawa Barat mengenai apa yang terjadi di lapangan,” ujarnya.
Maula juga menegaskan bahwa tidak ada kegiatan makan gratis yang secara khusus dirancang dalam rangkaian pesta pernikahannya.
“Ada yang mengatakan makan gratis dan segala macam, padahal niatan kami bukan makan gratis, bukan untuk memberikan hal yang cuma-cuma,” jelasnya.
Menurutnya, makanan yang diberikan hanyalah bentuk empati kepada warga yang sudah berkumpul untuk menanti acara hiburan.
“Niat kami hanya ketika warga sudah mulai berkumpul pada siang hari kemarin, untuk menunggu kegiatan hiburan malam yang diadakan oleh orang tua kami,” imbuhnya, dikutip dari video Kompas TV. “Saya berpikir, daripada warga hanya menunggu, berdiri dan juga makanan masih banyak, ya sudah, kita berikan saja kepada semua warga yang menunggu,” ungkap Maula.