Muslimah Bebas Memilih Warna Pakaian, Asal Menjaga Kesopanan dan Konteks Budaya

Muslimah Bebas Memilih Warna Pakaian, Asal Menjaga Kesopanan dan Konteks Budaya

MAKLUMAT — Islam tidak membatasi wanita untuk mengenakan pakaian berwarna tertentu. Hadis-hadis tentang pakaian perempuan bersifat umum dan hanya menekankan pada prinsip kesopanan. Tidak ada riwayat yang menyebut bahwa para sahabat wanita Nabi Muhammad hanya mengenakan warna hitam atau gelap.

Sebaliknya, beberapa riwayat mencatat bahwa istri-istri Nabi terlihat mengenakan pakaian berwarna merah dan kuning. Berdasarkan dalil dari Al-Quran dan hadis tersebut, jelas bahwa perempuan tidak haram memakai pakaian dengan warna apa pun.

Pertimbangkan ‘Urf dan Akal Sehat dalam Berpakaian

Dilansir dari laman chanelmuslim, meski Islam membebaskan perempuan memilih warna pakaian, penting bagi mereka untuk mempertimbangkan adat (‘urf) dan norma sosial di komunitas masing-masing. Prinsip ini dikenal dalam hukum Islam sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya lokal.

Contohnya, perempuan Muslim di Afrika Barat atau Asia Tenggara biasa mengenakan pakaian berwarna cerah dan bermotif. Jika mereka memakai pakaian serba hitam, mereka justru akan tampak menonjol dan bisa dianggap tidak pantas. Sebaliknya, di negara-negara Teluk seperti Arab Saudi, pakaian hitam menjadi standar, dan warna cerah bisa menarik perhatian berlebihan.

Meski tidak haram memakai pakaian kuning di Arab Saudi atau hitam di Senegal, perempuan yang bijak akan memilih warna pakaian yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat sekitar agar tetap terlihat sopan dan tidak mencolok.

Selain faktor budaya, acara atau situasi juga memengaruhi pilihan warna pakaian. Pada hari raya Idul Fitri, masyarakat Muslim biasanya mengenakan pakaian terbaik dengan berwarna cerah sebagai ekspresi kegembiraan. Sementara itu, banyak perempuan memilih pakaian putih saat berhaji untuk menyesuaikan dengan pakaian ihram laki-laki, melambangkan kesederhanaan dan kemurnian.

Baca Juga  RA Kartini di Mata Ketua LHKP Jatim M Mirdasy: Pemberontakan dari Balik Tembok Kadipaten

Dalam situasi seperti i’tikaf—retret spiritual di masjid selama Ramadan—pakaian berwarna netral dan lembut akan lebih cocok dengan suasana yang tenang dan reflektif.

Menjaga Kesopanan dan Mempertimbangan Budaya

Islam memberi kebebasan kepada perempuan untuk memakai warna pakaian apa pun, selama tetap menjaga nilai kesopanan dan mempertimbangkan konteks budaya serta situasi yang dihadapi.

Berpakaian tidak sekadar soal gaya, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.

*) Penulis: Rista Erfiana Giordano

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *