Dosen UM Kembangkan Teknologi Pengolahan Abon Ikan Nila Bertenaga Surya

Dosen UM Kembangkan Teknologi Pengolahan Abon Ikan Nila Bertenaga Surya

MAKLUMAT — Dosen Universitas Negeri Malang (UM), Prof. Dr. Sunaryono, S.Pd., M.Si., berhasil merancang sebuah terobosan teknologi untuk meningkatkan nilai ekonomi dari hasil budidaya ikan nila di Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Hasani, Merjosari, Kota Malang. Lewat teknologi bertenaga surya, timnya mengembangkan sistem pembuatan abon ikan nila yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Hasani selama ini telah menjalankan budidaya ikan nila dalam sistem kolam bioflok. Hasilnya melimpah, namun belum dimanfaatkan secara maksimal karena hanya dijual dalam bentuk ikan segar. Padahal, menurut Sunaryono, ikan nila memiliki potensi besar jika diolah lebih lanjut.

“Olahan ikan nila merupakan salah satu bidang bisnis yang sangat menjanjikan di era teknologi digital saat ini. Selain itu, ikan nila adalah salah satu ikan air tawar yang menjadi sumber protein hewani yang paling sering dikonsumsi masyarakat khususnya masyarakat Indonesia,” katanya dalam rilis yang diterima Maklumat.id pada Jum’at (25/7/2025).

Untuk itu, Sunaryono bersama tim merancang sistem produksi abon ikan nila berbasis energi surya. Teknologi ini memungkinkan proses pengolahan yang lebih cepat dan hemat tenaga. Dalam rangkaiannya, sistem ini mencakup mesin pemisah duri dan daging, autoklaf untuk memasak, pencabik untuk menyuir ikan, pengaduk sekaligus pemanas, serta spinner untuk memisahkan abon dari minyak goreng.

“Teknologi pembuatan abon ikan nila ini menggunakan rangkaian mesin yang terdiri dari mesin pemisah antara duri dan daging ikan, autoklaf untuk memasak daging ikan, pencabik ikan nila untuk menyuir daging ikan, pengaduk dan pemanas abon, dan spiner sebagai alat pemisah antara abon dengan minyak yang digunakan untuk memasak,” ujarnya.

Baca Juga  Potensi Tembus Pasar Global, Gitar Marmer Asal Indonesia yang Laku Rp150 Juta Kini Disempurnakan

Teknologi ini dipasang pada Selasa, 17 Juni 2025 lalu, dengan langkah awal menyusun dan menghubungkan seluruh unit mesin dalam satu sistem. Proses produksi perdana abon dilakukan keesokan harinya, dimulai dari penangkapan ikan, pembersihan, pengukusan, pemisahan daging, hingga pengadukan dan pengemasan.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang didanai oleh dana internal UM tahun 2025. Tim pengabdian terdiri atas Prof. Sunaryono, Prof. Nandang Mufti, Ph.D. dari jurusan Fisika, Prof. Aripriharta, M.T., Ph.D. dari jurusan Teknik, serta dua mahasiswa Fisika, Nurul Putri Wulandari dan Arisma Nurul Fauziyah.

Pondok Darul Hikmah Al-Hasani sendiri mengembangkan kawasan edukatif bertema “dunia ikan” dengan tiga kolam bioflok sebagai salah satu sumber penghasilan. Teknologi abon bertenaga surya ini diharapkan mendorong kemandirian ekonomi dan pembelajaran berbasis praktik bagi para santri.

“Tahap terakhir yaitu proses pengemasan dengan melakukan penimbangan terlebih dahulu sesuai packaging yang telah dibuat. Selanjutnya, pemasaran dilakukan dengan bekerja sama oleh pondok dengan pemangku wilayah masyarakat daerah tersebut yaitu Ketua RW,” tandas Prof. Sunaryono.

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *