PWM Jatim Dampingi Papua Tengah, Diminta Pemuka Katolik Bikin Kampus Baru

PWM Jatim Dampingi Papua Tengah, Diminta Pemuka Katolik Bikin Kampus Baru

MAKLUMAT — Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menunjuk Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur untuk mendampingi dan membina PWM Papua Tengah, kepemimpinan wilayah baru Persyarikatan yang berdiri di Tanah Papua.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua PWM Jawa Timur, Ir Tamhid Masyhudi, ketika menghadiri Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Direktur RSUM Surya Melati di Desa Ngletih, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri, Kamis (24/7/2025).

Pada kesempatan tersebut, Tamhid menceritakan pengalamannya saat mendampingi PWM Papua Tengah dalam kunjungan beberapa waktu lalu. Ia menuturkan bahwa meski mayoritas masyarakat di Papua Tengah adalah non-muslim, namun kepercayaan mereka terhadap Muhammadiyah sangat tinggi, khususnya di bidang pendidikan.

Hal itu ditunjukkan dengan jumlah mahasiswa yang menempuh pendidikan tinggi di kampus-kampus Muhammadiyah di sana.

“Bahwa yang kuliah di sana itu adalah saudara-saudara kita asli dari Papua. 82 persen itu asli orang Papua,” kisahnya.

Kepercayaan masyarakat Papua terhadap Muhammadiyah, kata Tamhid, tumbuh setelah melihat kesungguhan Muhammadiyah dalam mendirikan perguruan tinggi seperti Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) dan Universitas Muhammadiyah Sorong (UNAMIN).

Bahkan, institusi-institusi tersebut telah melahirkan banyak pemimpin lokal seperti gubernur, wakil gubernur, maupun bupati.

Lebih mengharukan lagi, dalam kunjungannya ke Papua Tengah, Tamhid mengaku didatangi salah satu pemuka agama Katolik, yang secara langsung meminta Muhammadiyah untuk mendirikan perguruan tinggi di wilayah tersebut.

Baca Juga  Jawa Timur Optimistis Ekonomi Tumbuh Lebih Tinggi di 2025

“Mereka itu orang Katolik, tapi mintanya ke Muhammadiyah. Saya tanya kenapa, kok Muhammadiyah?” kenang Tamhid.

“Saya itu lulusan dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Meski saya punya sekolah, anak saya sekolah di UNIMUDA di Sorong. Itu wujud percayanya ke Muhammadiyah,” sambungnya.

Penunjukan PWM Jatim sebagai pendamping tidak hanya bersifat administratif, tapi juga menjadi strategi Muhammadiyah dalam mentransfer pengalaman dan capaian pembangunan Muhammadiyah di Jawa Timur ke Papua Tengah.

“Itulah bapak dan ibu sekalian, Muhammadiyah selalu ingin memberi tanpa mau meminta kembali,” kelakar Tamhid.

Lebih dari sekadar ekspansi kelembagaan, Muhammadiyah meyakini bahwa kontribusi untuk Papua adalah bagian dari pengabdian membangun negeri secara menyeluruh.

Menurut Tamhid, kendati mengalami kendala dan keterbatasan, namun ia meyakini bahwa Allah Swt akan membantu segala bentuk usaha baik yang dilakukan Muhammadiyah untuk memajukan seluruh anak bangsa tanpa terkecuali.

*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *