MAKLUMAT — Forum Masyarakat Madani Maritim (FM3) melayangkan surat kecaman terhadap Prof. Ir. Daniel Mohammad Rosyid, M.Phil., Ph.D., MRINA, akademisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). FM3 menduga Daniel M Rosyid mendukung PT. Granting Jaya dalam proyek reklamasi Surabaya Waterfront Land (SWL). Dukungan tersebut dinilai tidak berpihak kepada kepentingan masyarakat pesisir.
FM3 menyampaikan pernyataan sikap itu secara tertulis kepada Rektor ITS, Prof. Ir. Bambang Pramujati, ST., MSc.Eng., Ph.D. Surat tertanggal 25 Juli 2025 tersebut disertai lampiran bukti berupa video yang menunjukkan dugaan keberpihakan. Koordinator FM3, Heru Budiarto, membenarkan surat hal itu saat dikonfirmasi wartawan Maklumat.id, Sabtu (26/7/2025).
Dalam surat tersebut, FM3 mempertanyakan penyelenggaraan Lokakarya Pengembangan Pusat Maritim Surabaya yang dijadwalkan berlangsung pada 1–2 Agustus 2025 di Gedung NASDEC ITS, Sukolilo. Lokakarya itu merupakan inisiatif Prof. Daniel Rosyid dan digelar oleh Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia (HAPPI).
“Kami menduga lokakarya itu bagian dari strategi politik untuk memuluskan uji amdal proyek reklamasi SWL oleh PT. Granting Jaya. Mereka menggunakan pendekatan penta helix dengan bungkus ilmiah untuk mengelabui masyarakat,” tulis FM3 dalam suratnya.
FM3 mengecam keras segala bentuk forum akademik seperti FGD atau lokakarya yang digunakan untuk membungkus kepentingan korporasi. Menurut mereka, tindakan itu merupakan bentuk kebohongan ilmiah yang dikemas dalam narasi akademik seolah-olah netral.
“Kami juga mengecam apabila ITS memberi fasilitas atau terlibat dalam agenda tersebut. ITS sebagai institusi pendidikan seharusnya berpihak kepada masyarakat, bukan pada kepentingan investor,” tegas FM3.
Ancam Gelar Aksi Lebih Besar
FM3 terdiri dari berbagai unsur masyarakat pesisir, mulai dari nelayan, petambak, hingga warga dari Kelurahan Bulak, Kedung Cowek, Sukolilo Baru, Kenjeran, Kalisari, Dukuh Sutorejo, Kejawan Putih Tambak, Keputih, Wonorejo, Medokan Ayu, Gunung Anyar Tambak, hingga Rungkut Tengah.
Selain itu, FM3 juga melibatkan organisasi seperti Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) DPC Surabaya, Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah (MLH PDM) Surabaya, LBH Surabaya, LPMK, kalangan mahasiswa, serta warga Surabaya lainnya.
FM3 menegaskan akan melanjutkan aksi jika pihak ITS maupun penyelenggara lokakarya tetap mengabaikan suara masyarakat. “Kami tidak segan menggelar aksi massa yang lebih besar saat acara berlangsung. Reklamasi SWL sudah ditolak oleh warga pesisir, DPRD Kota Surabaya, DPRD Jatim, Pemkot Surabaya, hingga DPR RI. Kami juga lampirkan video penolakan itu dalam surat resmi,” tutup pernyataan FM3.***
Comments