Modernisasi Layanan TPS Dorong Efisiensi Peti Kemas

Modernisasi Layanan TPS Dorong Efisiensi Peti Kemas

MAKLUMAT – Di dermaga Terminal Petikemas Surabaya (TPS), deru crane seolah berpadu cepat dengan lalu-lalang truk pengangkut peti kemas. Setiap kotak baja itu menyimpan cerita. Di dalamnya terdapat bahan baku industri, hasil bumi, atau produk manufaktur yang segera atau baru pulang melintasi lautan. Di sinilah, simpul logistik utama Jawa Timur, arus perdagangan domestik dan internasional bertemu.

Kamis (7/8/2025), Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Tengah dan Jawa Timur datang meninjau dapur TPS. Mereka ingin melihat bagaimana teknologi dan manajemen di terminal ini bekerja untuk menjaga kelancaran arus peti kemas.

Ketua DPW ALFI Jawa Tengah, Teguh Arif Handoko, menilai TPS sebagai simpul distribusi utama di jalur perdagangan Indonesia.

Dukungan Layanan Digital

“Konektivitas TPS dengan kawasan industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi kunci efisiensi logistik, memangkas waktu tempuh, dan menekan biaya distribusi,” ujarnya.

Menurutnya, integrasi layanan pelabuhan dan kawasan industri akan memperkuat ekosistem logistik nasional sekaligus memudahkan eksportir dan importir mengakses bongkar muat yang cepat dan andal.

Direktur Operasi TPS, Noor Budiwan, menjelaskan bahwa perusahaan telah mengadopsi berbagai inovasi digital—mulai dari terminal operating system (TOS) terbaru, sistem online booking, hingga uji coba terminal booking system (TBS).

Semua itu untuk mempercepat layanan dan memaksimalkan produktivitas alat bongkar muat. “Kami ingin setiap peti kemas ditangani secara efisien dan tepat waktu,” tegasnya.

Baca Juga  Ketua FPAN DPRD Jatim Apresiasi Langkah Cepat Khofifah Tangani Banjir Gresik

Bukti Simpul Logsitik Nasional

Capaian TPS dalam dua tahun terakhir menunjukkan tren positif. Tahun 2024, throughput peti kemas mencapai 1.584.774 TEUs—tertinggi dalam sejarah perusahaan. Hingga Juli 2025, angkanya sudah menyentuh 908.136 TEUs. Di pasar internasional Pelabuhan Tanjung Perak, TPS mempertahankan dominasinya dengan market share 83 persen.

Kunjungan ALFI juga menjadi forum berbagi pengalaman soal pengelolaan rantai pasok. Ketua DPW ALFI Jawa Timur, Sebastian Wibisono, mengapresiasi adanya layanan fumigasi dan pemeriksaan kulit mentah garaman di lini I TPS. Ia berharap fasilitas serupa bisa hadir di pelabuhan lain, seperti Semarang, agar bisa menakan biaya logistik.

Bagi TPS, sinergi antara pelaku logistik, kawasan industri, dan operator terminal bukan sekadar kerja sama bisnis. Ia adalah fondasi bagi ekosistem logistik nasional yang terhubung, efisien, dan kompetitif di pasar global. Replikasi inilah yang mampu mendorongg setiap peti kemas bergerak lebih cepat, dari satu pusat industri ke pusat industri lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *