MAKLUMAT — Hari ini, Ahad (17/8/2025), Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke-80 tahun. Pemerintah menetapkan tema besar tahun ini yakni ‘Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju‘.
Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Dr Hidayatulloh MSi, mengajak semua pihak untuk merefleksikan tema besar tersebut. Ia menandaskan bahwa kesejahteraan rakyat merupakan tanggung jawab bersama dan salah satu target utama pembangunan nasional.
Namun, kata dia, pada realitasnya saat ini kesejahteraan rakyat masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang besar. “Kedaulatan menjadi komitmen kita, bahkan sampai tema besar itu berlanjut pada rakyat sejahtera. Menurutnya, kesejahteraan rakyat menjadi PR besar saat ini,” ujarnya.
Kesejahteraan, katanya, setidaknya harus memenuhi indikator pada aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, kehidupan keagamaan, dan lainnya.
Ia mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat besar, setidaknya hal tersebut dilihat dari dua indikator.
“Dari sisi jumlah penduduk, kita berada di posisi keempat terbanyak di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika. Saat ini, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 286 juta jiwa,” terangnya, saat memimpin Upacara Peringatan HUT ke-80 RI di Kampus 1 Umsida, Ahad (17/8/2025).
Indikator kedua, lanjutnya, adalah kekayaan alam yang melimpah dan tidak dimiliki oleh sebagian besar negara di dunia.
“Jika saja potensi tersebut didaya gunakan semaksimal mungkin, mestinya rakyat Indonesia telah meningkat kesejahteraannya,” jelas Hidayatulloh.
Mendorong Kesejahteraan Melalui Pendidikan
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Hidayatulloh mengungkapkan bahwa dalam konteks kesejahteraan, Indonesia belum menunjukkan indikator yang baik, terutama kesejahteraan secara ekonomi.
Jumlah penduduk miskin di Indonesia berjumlah 23,85 juta jiwa. Sedangkan di level dunia, kata dia, lebih dari 50% penduduk Indonesia masuk dalam kategori miskin.
Berdasarkan data tersebut, Hidayatulloh berpendapat, ada beberapa cara yang diharapkan dapat menjadi solusi dan mengubah kondisi tersebut.
Salah satu ikhtiar yang harus digarap dengan sungguh-sungguh adalah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya melalui sektor pendidikan. Menurutnya, kualitas dan pemerataan pendidikan di Indonesia saat ini masih tertinggal dibanding negara lain.
“Kita patut bersyukur lantaran mendapatkan kesempatan yang sangat baik yakni mengenyam pendidikan tinggi karena rata-rata pendidikan masyarakat Indonesia masih di tingkat pendidikan dasar,” tandasnya.
Oleh karena itu ia berharap agar setelah lulus, para mahasiswa bisa memberikan kontribusi terbaik, tak hanya untuk diri sendiri tapi untuk bangsa dan negara.
Karena, menurutnya, rata-rata masyarakat yang berpendidikan tinggi, tingkat kesejahteraannya juga lebih tinggi. “Dengan pendidikan tinggi, masyarakat Indonesia akan mengalami perubahan secara pasti dalam meningkatkan kesejahteraan,” tambah Hidayatulloh.
Kolaborasi dan Kontribusi Bersama
Lebih lanjut, Hidayatulloh berpendapat bahwa seluruh elemen perguruan tinggi harus bergerak dengan sungguh-sungguh, karena dari situ kita bisa memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan Indonesia.
Umsida sebagai perguruan tinggi yang berstatus unggul, lanjutnya, senantiasa berusaha keras dari seluruh lini untuk melakukan percepatan akselerasi dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia.
“Alhamdulillah kampus ini terus maju dan berkembang. Umsida belum pernah mengalami kemunduran, secara sungguh-sungguh Umsida terus berkembangan,” kelakarnya.
Ia juga memaparkan sejumlah bukti kemajuan Umsida, yang dapat dilihat dalam berbagai dimensi yang menunjukkan adanya perkembangan.
Dari jumlah mahasiswa di semester ganjil 2024-2025, Umsida memiliki sekitar 11 ribu mahasiswa yang dibimbing oleh 263 dosen dan sekitar 200 tenaga kependidikan. Dari jumlah itu, Umsida bisa melaksanakan kegiatan pendidikan di tiga kampus.
Saat Umsida memiliki enam guru besar, 21 Lektor Kepala yang direncanakan menjadi guru besar, 138 Lektor yang bersiap untuk menjadi Lektor Kepala. Serta ada 150 dosen yang sudah bersertifikasi.
“Artinya, dosen Umsida telah mendapat predikat dosen profesional baik secara kompetensi maupun secara administrasi,” terang pria yang juga menjabat Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur itu.
Dari aspek Program Studi, Umsida memiliki 14 Prodi yang terakreditasi Unggul, 15 Prodi terakreditasi Baik Sekali, dan 3 Prodi terakreditasi Baik dan C.
Dalam hal pemeringkatan, menurut Sinta, di level PTN dan PTS secara nasional, Umsida berada di peringkat 56. Sementara dalam pemeringkatan Applied Higher Education PTS, Umsida berada di 66 se-ASEAN, peringkat 16 nasional, dan peringkat 2 se-Jawa Timur. Dari versi UI GreenMetric level dunia, Umsida berada di peringkat 984. Sedangkan menurut World Class University Time Higher Education Impact Ranking SDGs, Umsida peringkat 440 di dunia.
“Ini menunjukkan dinamika yang bagus, ini tidak lepas dari peran serta seluruh warga Umsida,” tandas Hidayatulloh.
“Terima kasih, mari kita lanjutkan perjuangan kita untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Umsida. Saya harap para mahasiswa bisa menjalani perkuliahan dengan baik,” sambungnya.
Ia mengajak untuk saling berkolaborasi dan bekerja sama, dan berada di barisan yang rapi, yang menjadi modal untuk menjaga kedaulatan agar kesejahteraan masyarakat meningkat dan mengantarkan Indonesia emas sesuai target pemerintah pada tahun 2045.
“Mudah-mudahan ini menjadi energi positif kita untuk meningkatkan kinerja ke depannya,” pungkas Hidayatulloh.