Pemkot Surabaya Atasi Tawuran Remaja Lewat Program Kampung Pancasila

Pemkot Surabaya Atasi Tawuran Remaja Lewat Program Kampung Pancasila

MAKLUMAT — Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan langkah tegas untuk mengatasi aksi tawuran remaja yang belakangan marak di media sosial. Ia memilih jalur pembinaan melalui program Kampung Pancasila sebagai upaya jangka panjang. Pernyataan ini disampaikan setelah muncul video sekelompok remaja saling mengejar sambil mengacungkan senjata tajam di kawasan Tenggumung, Kenjeran.

Video itu menampilkan suasana mencekam di jalanan. Beberapa remaja tampak membawa senjata tajam, berteriak, dan saling kejar yang membuat warga sekitar resah.

Menanggapi peristiwa tersebut, Eri langsung berkoordinasi dengan Kapolres Tanjung Perak. Ia menekankan agar semua pihak yang terlibat ditindak, meskipun dua pelaku sudah lebih dulu diamankan.

“Kemarin saya minta Pak Kapolres Tanjung Perak untuk menangkap semuanya. Ada dua yang ditangkap, tapi saya minta semuanya ditangkap,” kata Eri dalam keterangan tertulis, dilansir dari laman resmi Pemkot Surabaya, Kamis (21/8/2025).

Ia menjelaskan bahwa tawuran itu hanya dipicu persoalan sepele terkait sepak bola. Menurutnya, tindakan para remaja yang membawa senjata dan saling mengejar di jalan tidak bisa dibenarkan karena telah mengganggu ketenangan masyarakat.

“Itu kan gara-gara sepak bola, ada yang tidak cocok akhirnya seperti itu. Kejar-kejaran itu membuat warga tidak nyaman,” ujarnya.

Untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa, Eri mendorong keterlibatan masyarakat melalui program Kampung Pancasila. Menurutnya, penguatan nilai di tingkat kampung akan menjadi kunci pembinaan anak-anak muda.

Baca Juga  Pelabuhan Lembar Sambut Cruise Terbesar di Indonesia

“Dengan Kampung Pancasila inilah momen kita untuk menghilangkan yang seperti itu. Orang tua dan kampung harus ikut andil, menjaga anak-anaknya,” jelasnya.

Eri juga berencana menyerahkan para pelaku tawuran kembali ke lingkungan Rukun Warga (RW) masing-masing. Ia berharap masyarakat bisa turut memantau dan membina mereka agar tidak mengulangi kesalahan.

“Jadi, ke depannya, ini fungsi Kampung Pancasila untuk menghilangkan hal-hal seperti ini. Kita bina, kita kembalikan ke RW, jadi nanti warga tahu sehingga bisa saling mengingatkan,” tandasnya.

Ia menekankan bahwa pendekatan pembinaan lebih penting dibanding hukuman. Pemerintah kota akan mengumpulkan para remaja tersebut, memberi mereka kegiatan positif, lalu melibatkan orang tua dan warga kampung agar ikut bertanggung jawab.

“Akan kita bina, kita akan kumpulkan anak-anak itu. Kita berikan kegiatan, setelah itu orang tuanya dan warga kampungnya harus tahu. Ini menjadi tugas kita bersama, tidak bisa hanya pemerintah saja. Kalau diberi hukuman, mereka tidak bisa berubah,” pungkasnya.​

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *