Haedar Nashir Terima Bintang Mahaputra Utama, Simbol Negara Akui Kiprah Muhammadiyah

Haedar Nashir Terima Bintang Mahaputra Utama, Simbol Negara Akui Kiprah Muhammadiyah

MAKLUMAT – Sorot lampu kristal Istana Kepresidenan pada Senin (25/8/2025) siang, memantul dari dada Haedar Nashir. Ketua Umum PP Muhammadiyah secara resmi menerima Bintang Mahaputra Utama dari Presiden Prabowo Subianto—tanda negara mengakui kiprah panjang Muhammadiyah untuk bangsa

Haedar menerima penghargaan itu dengan tenang. Senyumnya tidak lebar, tapi sorot matanya menyimpan rasa syukur. Ia langsung menegaskan bahwa bintang jasa itu bukan sekadar untuk dirinya. “Penghargaan ini menjadi simbol penghormatan dan pengakuan negara terhadap gerakan Muhammadiyah. Sejak pra-kemerdekaan hingga kini, Muhammadiyah terus berkiprah untuk bangsa,” ucap Haedar.

Kontribusi Panjang Muhammadiyah

Sejak berdiri pada 1912, Muhammadiyah mengisi ruang-ruang penting di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial. Ribuan sekolah berdiri, ratusan rumah sakit melayani masyarakat tanpa membedakan status sosial. Jejak panjang itu, menurut Haedar, menjadi alasan mengapa negara memberi penghargaan. “Muhammadiyah tidak pernah berhenti hadir di tengah rakyat,” katanya.

Usai prosesi, Presiden Prabowo menyampaikan penghormatan. Ia menegaskan pemerintah dan rakyat Indonesia berutang budi kepada Muhammadiyah. “Atas nama rakyat, saya menyampaikan terima kasih atas pengabdian Muhammadiyah dan para tokoh yang dianugerahi penghargaan ini,” ujar Prabowo.

Apresiasi itu menegaskan bahwa Muhammadiyah bukan hanya organisasi keagamaan, melainkan juga motor pembangunan bangsa. Dari pendidikan hingga pelayanan sosial, Muhammadiyah terbukti memberi kontribusi nyata.

Pesan Persatuan

Haedar melihat penghargaan ini sebagai bagian dari komitmen Presiden Prabowo untuk menyatukan elemen bangsa. Ia mengingatkan bahwa persatuan bangsa tidak semudah slogan. “Bersatu itu kelihatannya gampang, tapi faktanya tidak mudah. Di atas perbedaan kepentingan, golongan, bahkan politik, kita harus mampu menyatukan energi kolektif demi rakyat sejahtera, kedaulatan, dan Indonesia maju,” jelasnya.

Baca Juga  Minta Bupati Segera Wujudkan Janji Politik, PDM Lamongan: Kami Akan Membersamai

Pesan itu sejalan dengan tema peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Indonesia: “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.”

Menutup pernyataan, Haedar menegaskan bahwa penghargaan ini melekat pada Muhammadiyah. Ia tidak menganggapnya sebagai prestasi personal. “Saya tidak bisa dipisahkan dari Muhammadiyah. Apa pun penghargaan yang saya terima, itu milik Muhammadiyah,” pungkasnya.

Bintang Mahaputra Utama kini tersemat di dadanya. Namun lebih dari itu, sejarah mencatat pengakuan negara atas kiprah Muhammadiyah yang tak pernah surut, sejak sebelum republik berdiri hingga memasuki usia 80 tahun kemerdekaan.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *