Pelabuhan dan Ancaman Penyakit Menular: Simulasi Kesiapsiagaan di Tanjung Perak

Pelabuhan dan Ancaman Penyakit Menular: Simulasi Kesiapsiagaan di Tanjung Perak

MAKLUMAT — Jumlah orang yang beraktivitas di Pelabuhan Tanjung Perak bisa mencapai ratusan orang setiap harinya. Kapal bersandar, barang bongkar-muat, penumpang naik-turun, pekerja pelabuhan adalah pemandangan sehari-hari.

Pelabuhan ini memang menjadi salah satu simpul utama mobilitas barang dan manusia di Indonesia. Namun, di balik geliat ekonomi itu, terselip risiko yang kerap luput: ancaman penyakit menular.

Kondisi itu pula yang mendorong PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Sub Regional Jawa Regional 3 menggelar Table Top Exercise (TTX) Penanggulangan Penyakit Menular, Rabu (27/8/2025). Simulasi dengan kemasan diskusi ini menggandeng Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Perak, serta lintas instansi lain mulai Bea Cukai, Imigrasi, hingga Polres Pelabuhan.

TTX bukan sekadar formalitas. Melalui skenario, tiap lembaga menguji rencana kontinjensi jika sewaktu-waktu muncul wabah di pelabuhan. Dari sana terlihat celah sistem, sekaligus bagaimana koordinasi lintas sektor mendapat ujian dalam situasi krisis.

“Semakin besar pintu masuk suatu wilayah, semakin besar pula ancaman penyakit menularnya karena tingginya mobilitas orang, barang, dan alat angkut,” jelas Kepala BBKK Surabaya, Dr. Rosidi Roslan. Menurutnya, harmonisasi antarlembaga menjadi kunci agar respons bisa dilakukan cepat, tepat, dan terkoordinasi.

Sinergi Kesehatan dan Ekonomi

Kepala KSOP Tanjung Perak, Agustinus Maun, menegaskan pelabuhan yang sehat bukan hanya urusan kesehatan publik, melainkan juga fondasi ekonomi. “Jika ekosistem pelabuhan sehat, maka dampaknya akan terasa ke masyarakat luas,” ujarnya.

Baca Juga  Gaji dan THR 2.600-an Karyawan Tak Dibayar, Anggota DPRD Jatim Minta Pemprov Eksekusi PT Pakerin Prambon

Senada, Sub Regional Head Jawa PT Pelindo, Purwanto Wahyu Widodo, menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi ancaman penyakit menular di pelabuhan. Menurutnya, kesiapan sektor kesehatan dan logistik harus berjalan seiring.

“Pelabuhan yang sehat adalah fondasi penting bagi kelancaran arus logistik dan mobilitas masyarakat. Dengan kesiapsiagaan yang baik, kami bisa menjaga keamanan sekaligus memastikan ekonomi bergerak optimal,” tegasnya.

Lebih dari Sekadar Simulasi

Bagi Pelindo dan para otoritas terkait, kegiatan ini bukan seremonial. TTX menjadi latihan menghadapi risiko kesehatan global. Sebab, pelabuhan tidak pernah steril dari lalu lintas internasional—dan di situlah ancaman penyakit lintas negara sering muncul.

Dengan keterlibatan seluruh instansi, dari aparat keamanan hingga tenaga kesehatan, TTX menjadi momentum memperkuat jejaring koordinasi. Harapannya, saat situasi darurat benar-benar terjadi, semua pihak sudah terbiasa bekerja bersama.

“Pelindo berkomitmen penuh mendukung upaya pemerintah dalam memperkuat sistem kesehatan di kawasan pelabuhan. Melalui kegiatan ini, kami berharap tercipta harmonisasi lintas sektor yang solid,” ujar Pak Pung, sapaannya, memungkasi.

Di tengah geliat ekonomi maritim, Tanjung Perak menyimpan pelajaran: pelabuhan bukan hanya soal arus barang dan manusia, tapi juga benteng pertama menghadapi ancaman penyakit menular.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *