ANGGOTA DPR RI Prof Zainuddin Maliki menyebut penting bagi Muhammadiyah untuk memiliki perwakilan di parlemen. Menurutnya, saat ini masih sangat sedikit perwakilan Muhammadiyah yang duduk di parlemen.
Hal itu disampaikan dalam Program Bakti Guru Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah Lamongan, Sabtu (21/10/2023), yang diadakan atas kerjasama Lazismu dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) baik di tingkat wilayah maupun daerah.
Prof Zainuddin mengungkapkan, salah satu kasus yang dihadapinya di parlemen misalnya adalah hilangnya diksi Madrasah Diniyah dalam revisi Undang-undang Pendidikan nasional.
Menurut dia, hal itu menjadikan citra buruk dan kepercayaan masyarakat terhadap DPR semakin rendah. Tentu dengan berbagai upaya dan pendekatan yang serba politis masalah revisi UU Pendidikan Nasional ini bisa ditunda pembahasannya hingga kondisi kondusif.
“Nah, kalau Muhammadiyah tidak punya perwakilan di Senayan, di parlemen, hal-hal seperti ini akan riskan. Contoh lainnya masalah UU Kesehatan, yang saat itu tentu mengancam Rumah Sakit Muhammadiyah. Beruntung kita bisa menyelamatkan dengan menambahkan poin tertentu,” jelas Prof Zainuddin.
Untuk diketahui, Program Bakti Guru Muhammadiyah ini sudah memasuki tahap ketiga. Kawasan pertama yang disasar adalah wilayah Pantai Utara (Pantura), yang meliputi Lamongan, Gresik, Bojonegoro dan Tuban.
Sebanyak 250 orang guru dari perguruan Muhammadiyah di wilayah Pantura menerima bantuan dalam penyaluran kawasan pertama yang dilakukan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Lamongan, Sabtu (21/10/2023) tersebut. (*)
Reporter: Ubay
Editor: Aan Hariyanto