Guru dan Pelita di Tengah Kegaduhan

Guru dan Pelita di Tengah Kegaduhan

MAKLUMAT — Hari ini guru sedang gelisah di negeri yang mulai resah. Itu bukan sekadar judul, hashtag ataupun tagar, tetapi itu adalah kenyataan saat ini.

Setiap hari di ruang kelas, kami mengajarkan tentang kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Kami membimbing murid untuk menyampaikan pendapat dengan santun. Kami menanamkan keyakinan bahwa aturan ada untuk menciptakan keamanan.

Di ruang kelas, para guru menabur benih-benih kebaikan: kejujuran, keadilan, dan rasa tanggung jawab, senantiasa berbenah agar menjadi teladan baik untuk mereka. Guru menuntun para murid untuk berani menyuarakan kebenaran dengan santun, mengajarkan bahwa aturan ada untuk melindungi, bukan mengekang.

​Namun, di luar sana, pemandangan yang tersaji tak seindah janji. Murid-murid menyaksikan para pemimpin yang lupa akan tugasnya, aksi-aksi kekerasan yang merenggut kedamaian, dan arogansi yang mengabaikan hukum. Mereka bertanya, “Mengapa hal ini terjadi?”

​Para guru hanya bisa terdiam, batin mereka ikut terluka melihat negeri yang kehilangan arah. Mereka bukan penguasa, bukan pembuat undang-undang. Mereka hanya guru. Namun, di dalam hati kecil yang gelisah itu, harapan tetap menyala terang.

​Harapan itu ada di setiap sudut ruang kelas. Di sanalah, para guru terus menyalakan lilin di tengah kegelapan, menyampaikan setiap ilmu, menanamkan setiap nilai, dan merajut kembali keyakinan yang nyaris pudar.

Untuk semua ketidakadilan di dunia ini, kita jadi tahu mengapa Allah ciptakan akhirat.

Baca Juga  Prof Syafiq: Kemajuan Masyarakat Tidak Bisa Terwujud Tanpa Pendidikan dan SDM Berkualitas

Untuk semua keangkuhan yang kebal serta merasa tak tersentuh hukum itu, kita jadi tahu kenapa ada amar makruf nahi munkar.

Untuk semua krisis keteladanan ini, kita jadi sadar; bahwa tugas kita bukan menunggu harapan, tapi menjadi harapan.

​Biarlah murid-murid melihat kepada gurunya, bukan hanya kepada negeri yang gaduh.

​Semoga para murid dan anak-anak Indonesia kelak tumbuh menjadi generasi yang jujur, adil, dan berani. Mereka tidak hanya meniru elit, tapi meneladani guru-guru yang berjuang dalam hening untuk masa depan yang lebih baik.

​Guru bukanlah beban negara. Guru adalah garda terdepan pembangun bangsa. Guru adalah pelita yang tak pernah lelah menyala, demi memastikan harapan itu tetap ada. Mari kita doakan dan dukung para guru, karena perjuangan mereka adalah perjuangan kita semua.

*) Penulis: Angga Adi Prasetya, M.Pd.
Guru SD Muhammadiyah 1 Malang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *