Demo Akhir Agustus 2025 Bikin IHSG Susut Rp391 Triliun, Begini Saran dari Ekonom UGM

Demo  Akhir Agustus 2025 Bikin IHSG Susut Rp391 Triliun, Begini Saran dari Ekonom UGM

MAKLUMAT — Gelombang demo besar akhir pekan lalu bukan hanya bikin jalanan macet. Dampaknya langsung terasa ke pasar keuangan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 2,7 persen atau setara Rp385–391 triliun dalam periode Kamis (28/8/2025) hingga Senin (1/9/2025).

Ekonom UGM Denni Puspa Purbasari menyebut, gejolak sosial dan politik memang berimbas langsung ke kepercayaan pasar. Stabilitas politik menjadi fondasi penting pertumbuhan ekonomi. “Untuk tumbuh, ekonomi butuh stabilitas politik. Itu sudah ditegaskan sejak era Trilogi Pembangunan zaman Presiden Soeharto,” ujar Denni Puspa Purbasari dikutip dari laman UGM, Jumat (5/9/2025).

Trilogi Pembangunan menghubungkan tiga pilar utama: stabilitas nasional, pertumbuhan ekonomi tinggi, dan pemerataan pembangunan. Menurut Denni, konsep itu masih relevan untuk melihat kondisi sekarang.

Turunnya IHSG, lanjut Denni, menjadi cermin berkurangnya confidence investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Risiko dipersepsikan meningkat, meski tidak semua saham terjun bebas. “Ada sektor atau emiten tertentu yang justru punya katalis positif,” jelasnya.

Di lapangan, pelaku usaha besar masih bisa bertahan dengan manajemen risiko, jaringan, hingga proteksi asuransi. Namun, UMKM yang mengandalkan pemasukan harian paling terpukul. “Kalau tutup tiga hari saja, itu berarti hilang 10 persen omzet bulanan,” tegasnya.

Fenomena ini bukan yang pertama. Demo 212 pernah menekan pasar, meski skalanya tidak sebesar sekarang. Bahkan krisis 1998 jauh lebih parah ketika IHSG rontok lebih dari 50 persen.

Baca Juga  Ekonomi Digital Indonesia Diperkirakan Capai USD360 Miliar pada 2030

Denni mengingatkan, bukan hanya pemerintah yang harus kerja ekstra. Rumah tangga juga perlu memperketat pengeluaran. Belanja harus dipilah, tabungan darurat disiapkan. “Memang efeknya perlambatan ekonomi. Tapi itu langkah realistis di tengah ketidakpastian,” pesannya.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *