Mengapa Vaksin HPV Disuntikkan ke Perempuan Sejak Usia Anak? Cek Fakta dan Alasannya

Mengapa Vaksin HPV Disuntikkan ke Perempuan Sejak Usia Anak? Cek Fakta dan Alasannya

MAKLUMAT – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan vaksin HPV aman dan tidak menyebabkan mandul. Vaksin ini justru melindungi perempuan dari kanker serviks, penyebab kematian tertinggi kedua pada perempuan di Indonesia.

Efek samping vaksin HPV bersifat ringan, seperti nyeri, bengkak, atau demam singkat. Tidak ada bukti ilmiah bahwa vaksin ini mengganggu kesuburan. Penelitian Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat dengan melibatkan lebih dari 60 juta dosis vaksin HPV juga membuktikan tidak ada kaitan antara vaksin HPV dan infertilitas.

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menegaskan semua vaksin, termasuk HPV, telah melalui uji klinis berlapis dan mendapat rekomendasi WHO. Hingga kini, lebih dari 135 negara, termasuk Indonesia, memasukkan vaksin HPV ke dalam program imunisasi nasional.

Data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022 mencatat, kanker serviks menempati urutan kedua penyebab kematian kanker pada perempuan Indonesia, dengan lebih dari 36.600 kasus baru dan sekitar 21.000 kematian setiap tahun.

Vaksin HPV lebih efektif diberikan sejak dini, khususnya pada anak perempuan usia 9 hingga 13 tahun, sebelum mereka aktif secara seksual. Menurut WHO, pemberian vaksin pada usia anak mampu menurunkan risiko kanker serviks hingga lebih dari 90%.

Kementerian Kesehatan menargetkan lebih dari 2,3 juta anak perempuan kelas 5 dan 6 SD mendapat vaksin HPV setiap tahunnya sebagai bagian dari program imunisasi nasional. Ini berrarti,
vaksin HPV tidak mengganggu kesuburan. Vaksin ini adalah perlindungan utama bagi perempuan dari kanker serviks. Semakin dini diberikan, semakin besar manfaatnya untuk menyelamatkan generasi bangsa.***

Baca Juga  Ribuan Siswa Ikut UTBK, Berebut Kursi Gen 25 UMM
*) Penulis: Rista Giordano

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *