MAKLUMAT — Jagat maya heboh video perpisahan karyawan PT Gudang Garam Tbk pada akhir pekan lalu. Sejumlah warganet membagikan video perpisahan karyawan PT Gudang Garam Tbk di Tuban lewat Instagram dan X. Rekaman itu menampilkan barisan pekerja yang berjabat tangan dan menitikkan air mata. Publik pun berspekulasi bahwa Gudang Garam melakukan PHK massal.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meluruskan isu tersebut. Ia menegaskan bahwa kabar pemutusan hubungan kerja massal tidak benar. “Yang terjadi bukan PHK massal. Manajemen PT Gudang Garam menawarkan program pensiun dini kepada karyawannya,” kata Khofifah seperti dilansir Antara Jatim, Selasa (9/9/2025).
Sebagai informasi tambahan, sejumlah akun pada lini masa X, mengunggah video dugaan PHK massal tersebut. Unggahan akun Ken Sastro itu berupa video sambil diberi keterangan, “Naikkan lagi cukai rokok biar banyak perusahaan rokok tumbang satu per satu. Rakyat lebih milih beli dari petani tembakau dan linting daripada beli sebungkus Gudang Garam yang sampai Rp40 ribu. Kasihan yang di-PHK karena pabrik nggak sanggup lagi.”
Akun lain, @daun sirih, menimpali dengan nada getir: “Duh… semakin bertambah saja masalah baru di negeri ini.” Ada pula yang menyebut negara memperlakukan pabrik rokok seperti “sapi perah” karena pungutan cukai yang dianggap berlebihan.
Naikkan lagi cukai rokok biar banyak perusahaan rokok tumbang satu per satu . Rakyat lebih milih beli dr petani tembakau dan linting daripada beli sebungkus gudang garam yg sampai 40 ribu sebungkus . Kasihan di PHK krna pabrik gk sanggup lagi . pic.twitter.com/aTibzhMHIy
— ༺Қєη Śɑsтrσ༻ (@balaputra_deva) September 6, 2025
Warganet lain, @ariefIbrah***, menuding kebijakan kenaikan cukai rokok terlalu ekstrem. Ia menyebut Menteri Keuangan sebagai dalang yang membuat industri lokal megap-megap. Sedangkan akun @Hetsiy*** menyindir bahwa pada akhirnya konsumen justru beralih ke vape impor: “Modyaaarrr, ujung-ujungnya dikangkangi kapitalis global lagi.”
Riuh percakapan itu menunjukkan bahwa isu Gudang Garam bukan sekadar soal pensiun dini, melainkan terhubung dengan kebijakan cukai yang kian membebani industri rokok dalam negeri. Menurut Khofifah, sebanyak 200 karyawan mengajukan pensiun dini melalui program itu. “Prosesnya sudah berjalan sejak lama, bukan mendadak,” ujarnya.
Jawab Keresahan Publik
Pernyataan Khofifah menjawab keresahan publik yang mengaitkan video tersebut dengan kinerja keuangan Gudang Garam. Pada semester I-2025, perusahaan melaporkan laba bersih anjlok 87,3 persen menjadi Rp117,16 miliar.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim Sigit Priyanto juga memeriksa kabar itu. Ia menegaskan bahwa Gudang Garam tidak melakukan PHK massal. “Saya cek ke manajemen dan karyawannya. Mereka menyebut program pensiun dini. Sebanyak 200 karyawan ikut dan perusahaan sudah memenuhi semua hak mereka,” ujar Sigit.
Manajemen Gudang Garam sebelumnya juga mengumumkan bahwa pabrik di Tuban tetap beroperasi dengan 800–850 karyawan. Meski begitu, laporan tahunan perusahaan menunjukkan tren penurunan jumlah tenaga kerja dalam lima tahun terakhir. Pada 2019, Gudang Garam mempekerjakan 32.491 orang.
Jumlah itu turun menjadi 30.308 pada 2024. Perusahaan diduga merampingkan organisasi untuk menghadapi kenaikan tarif cukai rokok dan maraknya rokok ilegal di pasar.***
Comments