Dinkopumdag dan PD Pasar Surya Fokus Revitalisasi Pasar Tradisional Surabaya

Dinkopumdag dan PD Pasar Surya Fokus Revitalisasi Pasar Tradisional Surabaya

MAKLUMAT — Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, Febrina Kusumawati, menyebut pihaknya saat ini mengelola 13 pasar tradisional. Beberapa di antaranya adalah Pasar Nambangan, Pasar Sememi, Pasar Gunung Anyar, hingga Pasar Dukuh Menanggal.

“Pasar tradisional yang dikelola Dinkopumdag ada 13 pasar. Selain itu, ada juga pasar tradisional yang dikelola oleh swasta maupun LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan),” kata Febrina, dikutip dari laman resmi Pemkot Surabaya, Jumat (26/9/2025).

Untuk menjaga dinamika ekonomi di pasar-pasar itu, Dinkopumdag rutin menggelar kegiatan kolaboratif. Febrina menyebut agenda pasar murah menjadi salah satu cara untuk menghidupkan suasana sekaligus menarik minat pembeli.

“Termasuk ada kegiatan pasar murah yang kita selalu kolaborasi, kita gelar untuk menghidupkan situasi pasar,” ujarnya.

Ia menekankan, tantangan utama bagi pasar tradisional adalah soal kenyamanan pengunjung. Karena itu, Dinkopumdag berupaya menciptakan suasana yang lebih ramah baik bagi pedagang maupun pembeli.

“Jadi itu bagian dari tugas kami melakukan pendekatan-pendekatan komunikasi dengan para pedagang,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Utama PD Pasar Surya Surabaya, Agus Priyo, menjelaskan lembaganya kini mengelola 64 pasar aktif dengan sekitar 12 ribu pedagang. Dari jumlah tersebut, ia menyebut hanya 10-15 pasar dalam kondisi baik, sementara sekitar 20 pasar masih perlu perhatian lebih.

“Pasar-pasar yang besar seperti Pasar Tambahrejo, Pasar Kapasan, Pasar Genteng, Pasar Wonokromo, itu perputaran ekonominya sudah sangat bagus. Yang perlu kami atensi adalah yang sedang-sedang saja, yang harus ditingkatkan lagi,” ujarnya.

Baca Juga  Realisasi Investasi Surabaya Tahun 2024 Capai Rp40,47 T

Menurut Agus, beberapa pasar juga memiliki kekhasan tematik yang membuatnya berbeda dengan pasar lainnya. Ia mencontohkan Pasar Bunga Kayoon yang dikenal sebagai tujuan wisatawan asing, Pasar Blauran dengan kuliner kare dan jajan pasar, hingga Pasar Pabean yang identik dengan ikan segar.

“Pasar Kayoon itu sudah kita kenal dari dulu, sekarang juga menjadi jujukan wisatawan asing. Ada juga Pasar Blauran terkenal dengan kare, bubur Madura, dan jajan pasar. Kemudian Pasar Kembang dengan kue basah, Pasar Pabean dengan ikan segar, Pasar Genteng dengan elektronik, hingga Pasar Dupak Rukun dengan besi tua,” paparnya.

Ia menambahkan, pasar tradisional tidak bisa dilepaskan dari tantangan persaingan dengan ritel modern. Karena itu, peningkatan sarana dan prasarana menjadi kebutuhan mendesak agar pasar tetap diminati masyarakat.

“Termasuk prasarana dan sarana itu harus betul-betul ditingkatkan,” imbuhnya.

Agus menekankan, langkah kunci yang kini ditempuh PD Pasar Surya adalah revitalisasi. Beberapa pasar sudah diproyeksikan akan berubah total dalam beberapa waktu mendatang.

“Pasar yang benar-benar disulap pertama adalah Keputran Selatan karena betul-betul direvitalisasi nanti menjadi bangunan baru. Kemudian di Pasar Kembang, kalau sudah jalan nanti akan bersih sekali,” jelasnya.

Ia menutup dengan komitmen bahwa pengelolaan pasar tradisional akan terus ditingkatkan agar lebih nyaman dan mampu menggerakkan ekonomi warga Surabaya.

“Harapannya pasar lebih baik, pelayanan lebih bagus, sarana dan prasarana meningkat. Kami akan terus meningkatkan kenyamanan pedagang dan pengunjung untuk menggerakkan ekonomi,” pungkasnya.​

Baca Juga  Blusukan ke Pasar Besar Malang, Khofifah Raup Antusiasme Dukungan dari Pedagang
*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *