Sebanyak 13 Pasar Direvitalisasi, Pemkot Surabaya Siapkan Skema Baru Pengelolaan

Sebanyak 13 Pasar Direvitalisasi, Pemkot Surabaya Siapkan Skema Baru Pengelolaan

MAKLUMAT — Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menegaskan komitmennya menjaga pasar tradisional sebagai penopang ekonomi warga. Pasar tidak hanya menjadi tempat jual beli, tetapi juga menopang pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kota.

Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Kota Surabaya, Vykka Anggradevi Kusuma, menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya telah melakukan revitalisasi di 13 pasar tradisional. Vykka menyebut program tersebut akan terus berlanjut secara bertahap pada tahun mendatang.

“Sampai sekarang ada 13 revitalisasi pasar, dan tahun depan bertahap kami lakukan revitalisasi. Pasar Keputran Selatan akan dibangun baru dan khusus untuk ayam supaya secara perekonomian bisa berputar di situ,” jelasnya, dikutip dari laman resmi Pemkot Surabaya, Jumat (26/9/2025).

Ia menambahkan, revitalisasi berikutnya juga akan menyasar pasar-pasar strategis di Surabaya. “Nanti konsepnya PD Pasar akan berubah jadi Perseroda. Jadi dia lebih seperti PT, bisa bekerjasama dengan investor, tidak hanya dengan penyertaan modal,” tandasnya.

Saat ini pengelolaan pasar tradisional terbagi dalam dua jalur. Sebagian berada di bawah naungan PD Pasar Surya, sementara lainnya dikelola oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Dinkopumdag).

“Kalau Bagian Perekonomian itu sebagai pembina dari BUMD. Karena PD Pasar merupakan salah satu BUMD yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya, maka PD Pasar Surya di bawah pembinaan kami,” kata Vykka.

Ia menegaskan pengelolaan pasar tidak sekadar untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), tetapi juga berfungsi mendorong perputaran ekonomi masyarakat. “Ekonomi UMKM mikro itu penting karena mereka adalah fondasi kita untuk bagaimana Kota Surabaya ini bertumbuh ekonominya,” ujarnya.

Baca Juga  Lawan Dominasi Mafia Pangan! Bulog Gandeng Koperasi Merah Putih

Vykka menambahkan, pertumbuhan ekonomi Surabaya pada triwulan II mencapai 5,24 persen, lebih tinggi dibanding rata-rata provinsi dan nasional. Namun, ia memastikan penguatan ekonomi tidak hanya bertumpu pada pasar tradisional.

“Jadi nanti bergeraknya ke pertumbuhan ekonomi selain pasar tradisional juga di bidang wisata,” pungkasnya.​

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *