Deteksi 15 Titik Lokasi Korban Ambruknya Musala Al-Khoziny, Basarnas: 8 Zona Hitam, 7 Zona Merah

Deteksi 15 Titik Lokasi Korban Ambruknya Musala Al-Khoziny, Basarnas: 8 Zona Hitam, 7 Zona Merah

MAKLUMAT — Proses evakuasi korban ambruknya Musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, masih terus berlangsung. Hingga pagi ini, Rabu (1/10/2025), tercatat sebanyak 120 santri telah berhasil dievakuasi, namun diperkirakan masih ada 66 santri diduga masih terjebak di reruntuhan puing-puing bangunan.

Hingga berita ini ditulis, petugas Basarnas bersama tim SAR gabungan masih melakukan evakuasi dengan hati-hati, lantaran kondisi bangunan sangat rapuh.

Kasubdit RPDO Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer, menjelaskan terdapat 15 titik lokasi terdeteksi keberadaan korban. Dari jumlah itu, delapan titik berstatus zona hitam dan tujuh titik lainnya berstatus zona merah.

Ia menyebut, kondisi di titik-titik yang terdeteksi tersebut cukup menantang dan berisiko.

“Dari 15 lokasi itu, delapan berstatus hitam dan tujuh merah,” ujar Freezer saat konferensi pers di Ponpes Al-Khoziny, Rabu (1/10/2025).

“Tantangannya, untuk mengangkat beban beton dan membuat celah sangat berisiko karena bisa berdampak pada struktur bangunan lain yang sudah gagal,” sambungnya.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa area pencarian dibagi menjadi tiga zona, yakni A1, A2, dan A3. Di zona A1, lanjutnya, tim masih mendeteksi adanya respons dari korban. Untuk itu, penyelamatan dilakukan dengan membuat akses berupa gorong-gorong dari bawah. Cara tersebut dipilih agar lebih aman bagi korban yang kemungkinan masih selamat.

Meski seluruh perlengkapan evakuasi sudah disiapkan, Freezer menegaskan bahwa Basarnas tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian.

Baca Juga  Banjir Landa 9 Wilayah di Indonesia, Ribuan Jiwa Terdampak

Ia menerangkan, waktu emas untuk penyelamatan adalah 72 jam pertama alias yang dikenal sebagai golden period 3×24 jam.

“Setelah itu, akan dilakukan asesmen ulang. Bila korban yang sebelumnya responsif berubah tidak responsif, metode penyelamatan akan dikonsolidasikan ulang bersama pihak keluarga, termasuk kemungkinan penggunaan alat berat,” terangnya.

Freezer menandaskan bahwa setiap langkah evakuasi harus diputuskan dengan pertimbangan matang demi keselamatan korban maupun petugas.

“Tidak ada yang lebih berharga dari satu nyawa manusia. Karena itu, kami berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan mereka yang masih ada di bawah reruntuhan,” tandasnya.

*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *