MAKLUMAT – Tragedi yang menimpa Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo menjadi pengingat betapa pentingnya sarana pendidikan yang aman dan layak huni. Bangunan sekolah dan pondok pesantren bukan sekadar tempat belajar atau tinggal, melainkan ruang tumbuh generasi muda yang harus terjamin keselamatannya.
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim) merespons cepat. Organisasi ini tengah menyiapkan langkah besar: memperbaiki kualitas sarana dan prasarana gedung pendidikan, sekaligus memastikan standar keamanan yang ketat agar proses belajar berlangsung nyaman.
“Bangunan pendidikan harus sesuai standar kelayakannya, bukan hanya untuk ditempati, tapi juga untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan para siswa dan santri,” kata Ketua PWM Jatim, Prof., Sukadiono di sela pembukan FASMU di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Sabtu (4/10/2025).
PWM Jatim kini melakukan inventarisasi menyeluruh terhadap sekolah dan pondok pesantren Muhammadiyah di berbagai daerah. Tidak hanya sekadar mendata, tim juga akan menginvestigasi kondisi bangunan—apakah sesuai standar atau justru berisiko jika terus dihuni.
Upaya ini melibatkan sinergi banyak pihak. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) serta Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah akan berkolaborasi dengan sejumlah perguruan tinggi Muhammadiyah di Jawa Timur.
Bahkan tenaga ahli dari program studi arsitektur dan teknik sipil dipanggil untuk menilai kekuatan fondasi, struktur bangunan, hingga mitigasi risiko bencana.
Jawa Timur sendiri termasuk wilayah rawan gempa. Karena itu, PWM Jatim menilai setiap pembangunan gedung pendidikan tidak bisa lepas dari perhitungan teknis yang matang. Mulai dari desain, kualitas material, hingga daya tahan bangunan menjadi perhatian utama.
“Insyaallah, kami akan mengerahkan sumber daya yang ada di perguruan tinggi Muhammadiyah agar setiap sekolah dan pondok benar-benar terjamin dari segi keamanan,” tambahnya.
Lebih dari sekadar inspeksi. Langkah PWM Jatim ini mencerminkan keseriusan organisasi dalam memberikan jaminan kepada orang tua, siswa, dan santri. Bahwa pendidikan tidak hanya menyangkut ilmu, tetapi juga keselamatan jiwa dan kenyamanan belajar.