MAKLUMAT – Tim SAR gabungan terus menemukan korban dari balik reruntuhan bangunan empat lantai Musala Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Hingga hari ketujuh pencarian, Ahad (5/10) petang, total jenazah yang berhasil dievakuasi mencapai 40 santri, sebanyak 23 santri lainnya masih dalam pencarian.
Deru mesin alat berat, mulai dari pemecah beton hingga ekskavator, tak henti-hentinya mengais puing sejak musibah terjadi pada Senin (29/9) lalu. Khusus pada Ahad, sejak pukul 00.30 WIB hingga 18.00 WIB, tim menemukan 15 jenazah. Ini menjadi jumlah temuan terbanyak dalam satu hari sejak operasi SAR dimulai.
“Data pencarian korban terus berkembang. Penemuan 15 jenazah hari ini menambah jumlah total korban meninggal dunia menjadi 40 orang,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., dalam keterangan resminya, Senin (6/10/2025).
Menurutnya, kinerja tim SAR gabungan semakin membuahkan hasil seiring material tumpukan beton yang berangsur dapat disingkirkan. Jika dirinci, temuan jenazah terus meningkat. Pada Rabu (1/10) ditemukan 3 jenazah, disusul 2 jenazah pada Kamis (2/10). Jumlahnya melonjak drastis pada Jumat (3/10) dengan 9 jenazah, 11 jenazah pada Sabtu (4/10), dan puncaknya 15 jenazah pada Minggu.
Setiap jenazah yang ditemukan langsung ditangani sesuai prosedur. Tim yang mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap memasukkan jasad ke kantong jenazah, menyemprotkan disinfektan, lalu membawanya dengan ambulans ke RS Bhayangkara untuk proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI).
Temukan Empat Potongan Tubuh
Selain jenazah dalam kondisi utuh, tim SAR gabungan juga menemukan empat potongan tubuh manusia. Abdul Muhari menjelaskan, temuan ini belum bisa dikonfirmasi sebagai tambahan jumlah korban.
“Perlu proses identifikasi lebih lanjut untuk memastikan apakah potongan tubuh itu berasal dari satu tubuh yang sama atau dari korban yang berbeda,” jelasnya.
Dengan temuan terbaru, jumlah korban dalam pencarian kini berkurang menjadi 23 orang. Data ini mengacu pada daftar absensi yang dikeluarkan pihak pondok pesantren. Meski begitu, angka tersebut masih dinamis karena ada kemungkinan santri yang tidak terdata namun turut menjadi korban.
Meski operasi pencarian telah melewati standar waktu tujuh hari, tim gabungan memastikan akan terus bekerja. Sejak dipastikan tidak ada tanda-tanda kehidupan pada hari keempat, proses SAR difokuskan untuk mengevakuasi seluruh jenazah.
“Operasi ini tetap dilanjutkan sampai dapat dipastikan tidak ada lagi jenazah maupun potongan tubuh manusia yang tersisa,” tegasnya.
Di lokasi kejadian, personel SAR dari berbagai unsur seperti BNPB, Basarnas, Kementerian Kesehatan, Pemprov Jawa Timur, Pemkab Sidoarjo, dan relawan terus bersiaga 24 jam. Dengan kata lain, data jumlah korban kemungkinan besar akan terus berkembang.***
Comments