Pembersihan Musala Ponpes Al Khoziny Tinggal 20 Persen, Korban Tewas Jadi 49 Orang Santri

Pembersihan Musala Ponpes Al Khoziny Tinggal 20 Persen, Korban Tewas Jadi 49 Orang Santri

MAKLUMAT – Tim SAR gabungan terus menggeber pembersihan puing material musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, yang ambruk. Sisa-sisa beton reruntuhan hingga Senin (6/10/2025) pagi tinggal 20 persen.

Seiring proses pembongkaran material beton, proses evakuasi berhasil mengevakuasi jasad 49 orang santri. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., mengatakan,  sepanjang hari Ahad (5/10), terhitung sejak pukul 00.00 WIB hingga 23.30 WIB, tim SAR gabungan menemukan 24 jenazah dan empat potongan tubuh manusia dari balik reruntuhan.

“Temuan ini menambah akumulasi data korban meninggal dunia menjadi 49 orang, sedangkan jumlah bagian tubuh yang kami temukan menjadi lima potongan,” jelas Abdul Muhari dalam keterangan resminya, dikutip Senin (6/10).

Petugas langsung membawa seluruh jenazah dan bagian tubuh tersebut ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi lebih lanjut. Dengan temuan ini, tim kini memfokuskan pencarian terhadap 14 orang santri yang masih dinyatakan hilang.

Sementara itu, sebanyak 104 orang berhasil tim temukan dalam kondisi selamat. Dari jumlah tersebut, 6 orang masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit, 97 orang telah selesai dirawat, dan satu orang lainnya sudah kembali ke rumah tanpa memerlukan perawatan medis.

Di lapangan, satu unit breaker excavator penghancur beton dan dua bucket excavator bekerja tanpa henti. Alat-alat berat ini berbagi tugas untuk mengangkat dan membersihkan semua puing reruntuhan agar tim pencari dan pertolongan (SAR) dapat lebih mudah menemukan jenazah para korban.

Baca Juga  Ada Anggota DPRD hingga Pakar di Deretan Pembicara Madrasah Siyasah IMM UINSA, Siapa Saja?

Namun, saat proses pembersihan material memasuki tahap akhir, tim SAR gabungan menghadapi kendala baru. Mereka menemukan satu bagian reruntuhan bangunan yang posisinya masih terhubung dengan gedung lama di sisi selatan.

Kondisi bangunan lama yang terlihat miring membuat tim tidak mau gegabah mengambil keputusan. Jika dipaksakan, tim khawatir hal itu justru akan memicu robohnya gedung di sebelahnya.

Untuk mengatasi masalah ini, tim mendatangkan konsultan ahli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Pakar ITS merekomendasikan agar tim membuat struktur penahan terlebih dahulu pada gedung lama. Langkah ini bertujuan agar proses pemotongan bagian yang terhubung dapat berlangsung aman tanpa merusak struktur lain.

“Fokus utama tim saat ini adalah tetap melanjutkan pembersihan material yang sudah runtuh di sektor selatan,” tegas Abdul Muhari.

Tim SAR gabungan akan memaksimalkan penemuan jenazah maupun potongan tubuh lainnya hingga tuntas. Setelah seluruh korban di area utama berhasil dievakuasi, barulah tim akan mengeksekusi langkah terakhir, yaitu memotong bagian yang terhubung dengan gedung sebelah.

Segenap tim di lapangan yang bertugas 24 jam secara bergantian terus berupaya maksimal agar seluruh operasi kemanusiaan ini dapat selesai dalam tempo sesingkat-singkatnya.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *