Tragedi ‘Atas Ngecor, Bawah Salat’, Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Tuntut Keadilan

Tragedi ‘Atas Ngecor, Bawah Salat’, Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Tuntut Keadilan

MAKLUMAT – Keluarga korban tragedi gedung ambruk Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, menuntut proses hukum berjalan tuntas. Mereka mendesak aparat menelusuri dugaan kelalaian di balik insiden maut yang terjadi pada 29 September 2025 itu, tanpa harus menunggu seluruh jenazah teridentifikasi.

Salah satu keluarga korban, Fauzi, menyuarakan kepedihan yang mendalam saat ditemui wartawan di RS Bhayangkara HS Samsoeri Mertojoso, Surabaya, Selasa (7/10/2025). Pria asal Madura yang kini tinggal di Depok itu harus menerima kenyataan pahit. Anaknya, Toharul Maulidi (16), selamat, tetapi empat keponakannya—Albi, Ubaidillah, Haikal Ridwan, dan Muzaki Yusuf—meninggal dunia.

“Keluarga sangat terpukul sekali. Kami sangat kehilangan anak-anak kami,” ujar Fauzi dikutip dari laman Suara Surabaya.

Dia pun mempertanyakan standar operasional prosedur (SOP) proyek pengecoran lantai atas gedung saat para santri masih beraktivitas salat di lantai bawah. Menurutnya, hal tersebut tidak masuk akal dan menunjukkan adanya potensi kelalaian fatal.

“Saat itu ada aktivitas ngecor di atas, dan di bawah ada yang salat. SOP-nya dari mana itu? Saya tekankan, kalau memang ada pelanggaran hukum dan kelalaian manusia, harus diproses! Siapa pun itu, hukum harus ditegakkan,” serunya.

Meski belum menempuh langkah hukum secara langsung, Fauzi berharap aparat proaktif menyelidiki pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan tersebut. Pihak keluarga, lanjutnya, menyerahkan penegakan keadilan kepada aparat penegak hukum dan akan selalu berbicara berdasarkan fakta yang ada.

Baca Juga  Ketua DPD RI Paparkan 5 Butir Proposal Kenegaraan

Tim DVI Kembali Identifikasi 17 Jenazah

Di tengah tuntutan keadilan dari keluarga, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur terus bekerja keras mengidentifikasi jenazah para korban. Hingga Selasa (7/10/2025), tim telah berhasil mengenali total 34 jenazah dari 67 korban yang diterima.

Kabiddokkes Polda Jatim, Kombes Pol Khusnan Marzuki, menyatakan bahwa pada hari Selasa saja, timnya sukses mengidentifikasi 17 jenazah baru.

“Tim DVI Polda Jatim telah berhasil melaksanakan identifikasi terhadap 18 kantong jenazah, yang cocok dengan 17 data ante mortem,” jelas Khusnan dalam konferensi pers.

Dia menambahkan, ada satu kasus unik di mana dua kantong jenazah ternyata milik satu orang korban. Tim memastikan identitas korban bernama Moh. Ali Sirojuddin (13) melalui gabungan pemeriksaan medis dan tes DNA.

“Saat ini operasi DVI masih berjalan. Kami terus melakukan pendalaman data ante mortem dan post mortem hingga semua korban teridentifikasi,” pungkasnya.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *