Zainul Muslimin: Digitalisasi Harus Jadi Kunci Dakwah dan Reputasi Organisasi Muhammadiyah

Zainul Muslimin: Digitalisasi Harus Jadi Kunci Dakwah dan Reputasi Organisasi Muhammadiyah

MAKLUMAT — Lima dekade terakhir, perubahan besar terjadi di hampir semua bidang kehidupan. Dari dakwah, bisnis, hingga politik, semuanya mengalami pergeseran yang tidak bisa dilepaskan dari pengaruh digitalisasi.

Hal itu disampaikan Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, drh H Zainul Muslimin, saat membuka Pelatihan Manajemen Reputasi Digital Organisasi di Aula Mas Mansur, Gedung PWM Jawa Timur, Sabtu (11/10/2025).

Zainul menekankan bahwa dunia digital bukan lagi sekadar pelengkap aktivitas dakwah, melainkan ruang baru yang harus dikelola dengan serius. Menurutnya, perubahan yang cepat menuntut kesiapan setiap pimpinan dan pengelola amal usaha Muhammadiyah (AUM) untuk terus belajar dan beradaptasi.

“Kita tidak boleh gagap dan tertinggal, apalagi tertindas dengan tren hari ini. Mari kita serius dalam belajar hal-hal baru,” ujarnya.

Pelatihan yang berlangsung sejak pagi hingga sore itu diikuti para pimpinan AUM dari berbagai daerah. Zainul menjelaskan, kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen PWM Jawa Timur memperkuat kapasitas pimpinan agar mampu menjaga reputasi organisasi di tengah tantangan komunikasi digital yang kian kompleks.

Menurutnya, kesadaran terhadap digitalisasi harus dimulai dari pemahaman bahwa teknologi dapat menjadi alat untuk mempermudah kerja organisasi sekaligus memperluas dampak sosial Muhammadiyah.

“Kita harus sangat sadar dengan digitalisasi. Yang penting, hal ini memberikan kemudahan dan kebermanfaatan yang maksimal,” jelasnya.

Zainul kemudian menyinggung perjalanan panjang Muhammadiyah yang telah berusia lebih dari satu abad. Banyak jejak dan karya persyarikatan yang menginspirasi, namun belum semua terdokumentasi dan tersampaikan dengan baik di ruang digital.

Baca Juga  Tiga Racun Sosial Perusak Moral Bangsa: Judol, Pinjol, dan Narkoba

“Muhammadiyah lebih dari satu abad, tentu banyak sekali portofolio dan aksi heroik dari persyarikatan. Tapi persoalannya, bagaimana semua itu bisa menginspirasi. Maka digitalisasi adalah salah satu kuncinya,” katanya.

Ia menegaskan bahwa adalah keharusan bagi setiap organisasi yang ingin tetap relevan. Banyak lembaga yang jatuh bangun karena gagal beradaptasi, dan hal itu harus menjadi pelajaran berharga bagi Muhammadiyah.

“Perubahan sangat cepat. Jika kita tidak cukup adaptif, maka akan tergilas perkembangan zaman,” pungkasnya.

*) Penulis: M Habib Muzaki

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *