Optimisme Menghadapi Tantangan Zaman dengan Intelektualitas dan Mentalitas

Optimisme Menghadapi Tantangan Zaman dengan Intelektualitas dan Mentalitas

MAKLUMAT — Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar Ahmad Tawalla, mengajak generasi muda Indonesia untuk tetap optimis menyongsong masa depan dengan memanfaatkan modal intelektual dan warisan progresif para pendahulu.

Pesan itu ia sampaikan dalam Pengajian PP Muhammadiyah di Jakarta, Jumat (10/10/2025), dengan menyoroti semangat historis pemuda Indonesia sejak zaman sebelum Masehi hingga awal abad ke-20, serta empat tantangan besar yang kini dihadapi generasi muda: ekonomi, kesehatan mental, partisipasi politik, dan literasi digital.

“Modal ini harus kita rawat untuk menghadapi tantangan zaman,” ujarnya.

Empat Tantangan Generasi Muda

Pertama, tantangan ekonomi. Dzulfikar menyoroti ketatnya persaingan global yang mempersempit lapangan pekerjaan akibat disrupsi teknologi.

“Dulu, setiap gerbang tol dijaga beberapa orang. Sekarang, hanya segelintir. Pekerjaan seperti kliping koran pun sudah hilang. Kebutuhan akan tenaga kerja semakin berkurang,” ungkapnya.

Ia menekankan bahwa generasi muda perlu berinovasi dan menciptakan peluang ekonomi baru berbasis kreativitas dan teknologi.

Kedua, kesehatan mental. Dzulfikar menyebut isu ini sebagai persoalan besar yang banyak dialami anak muda masa kini. “Mereka bisa sangat bersemangat, tetapi dalam waktu singkat bisa melemah drastis,” kata pemuda yang juga menjabat Wakil Menteri P2MI/BP2MI itu.

Ia mengajak pemuda Muhammadiyah untuk membangun ketahanan mental dan spiritual agar tetap tangguh di tengah tekanan sosial, ekonomi, dan ekspektasi digital yang tinggi.

Baca Juga  IMM Gelar Youth Diplomacy Forum, Wamenlu Anis Matta: Kader Harus Jadi Katalis Perubahan Global

Ketiga, partisipasi politik. Menurut Dzulfikar, generasi muda tidak boleh apatis terhadap politik, sebab politik adalah ruang pengabdian bagi perubahan sosial.

“Jangan malu-malu masuk gelanggang politik, entah sebagai panitia Pemilu atau peran lainnya. Partisipasi politik pemuda sangat penting,” tandasnya.

Ia menilai bahwa keterlibatan politik yang sehat dan berintegritas adalah bagian dari jihad kebangsaan Pemuda Muhammadiyah.

Keempat, literasi digital. Dalam era banjir informasi, Dzulfikar mengingatkan bahaya influencer yang menyesatkan publik dengan klaim sebagai pembawa kebenaran tanpa dasar akademik.

“Kita mestinya punya kader-kader pintar dengan kemampuan storytelling yang baik. Saatnya mereka tampil menyampaikan kebenaran kepada publik,” kata Dzulfikar.

Ia menekankan pentingnya literasi digital dan kemampuan komunikasi publik bagi kader Muhammadiyah agar dapat melawan narasi keliru di ruang digital.

Bangkit dan Berperan

Seruan Dzulfikar tersebut menjadi panggilan moral bagi pemuda Muhammadiyah untuk aktif berkontribusi tidak hanya di bidang sosial dan keagamaan, tetapi juga dalam ekonomi, kesehatan mental, politik, dan dunia digital.

Dengan modal intelektual, spiritual, dan inovasi, ia berharap pemuda mampu menjadi agen perubahan dan pelanjut peradaban Islam yang unggul dan utama.

*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *