Pemkot Surabaya Perkuat Sistem Satu Data Anak Lewat SITALAS

Pemkot Surabaya Perkuat Sistem Satu Data Anak Lewat SITALAS

MAKLUMAT — Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menegaskan langkahnya menuju predikat Kota Layak Anak Paripurna dan Child Friendly Cities Initiative (CFCI) UNICEF. Salah satu langkah yang kini dijalankan adalah pengembangan SITALAS atau Sistem Informasi Kota Layak Anak Surabaya. Ini adalah latform digital yang telah berevolusi menjadi sistem satu data anak di Kota Pahlawan.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjelaskan bahwa SITALAS menjadi instrumen penting dalam mengintegrasikan seluruh proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan yang berpihak pada anak.

“Melalui SITALAS, seluruh data terkait anak. Mulai dari hak dasar, kesehatan, pendidikan, perlindungan, hingga partisipasi mereka dalam pembangunan, telah terhimpun dalam satu sistem yang terhubung lintas perangkat daerah dan pemangku kepentingan,” kata Eri, dikutip dari laman resmi Pemkot Surabaya, Ahad (12/10/2025).

Interigasi Data Kuantitatif dan Data Kualitatif

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad, menambahkan bahwa data dalam SITALAS terdiri dari dua jenis. Yakni kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berisi indikator numerik yang mencerminkan capaian program dan kegiatan Kota Layak Anak serta CFCI di Surabaya.

“Jenis data ini memberikan gambaran objektif, terukur, dan terstandar mengenai kondisi anak-anak. Data ini juga menjadi dasar dalam menganalisis capaian serta mengevaluasi kebijakan berbasis angka yang valid,” jelas Irvan.

Ia melanjutkan, data kualitatif berisi narasi, hasil observasi, serta deskripsi pelaksanaan kebijakan di tiap perangkat daerah, kecamatan, dan kelurahan. Data ini menghadirkan pemahaman kontekstual atas implementasi serta praktik baik dalam pembangunan ramah anak di Surabaya.

Baca Juga  Susul Subandi-Mimik, Pasangan Iin-Edy Resmi Daftar ke KPU Sidoarjo Jelang Penutupan

“Integrasi dua jenis data ini membuat SITALAS mampu menyajikan informasi yang utuh. Tidak hanya capaian statistik, tetapi juga proses dan pengalaman di lapangan. Kombinasi ini menjadi landasan kuat bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan yang lebih tepat sasaran dan berkelanjutan,” terang Irvan.

Ia juga menyebut bahwa pengembangan SITALAS memungkinkan pengambilan keputusan berbasis bukti atau evidence-based policy making. Teknologi kecerdasan buatan (AI) di dalamnya berperan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang adaptif dan prediktif.

“Dengan dukungan AI, SITALAS membantu pemerintah mengidentifikasi masalah sejak dini serta merumuskan solusi yang tepat dan terukur,” ujarnya.

Ekosistem Kolaboratif Data Hingga Partisipasi

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya, Ida Widayati, menekankan bahwa SITALAS bukan sekadar sistem informasi. Ia menyebut platform ini sebagai ekosistem kolaboratif yang mempertemukan data, kebijakan, dan partisipasi masyarakat.

Pihaknya berharap SITALAS dapat memperkuat kerja sama lintas sektor demi kesejahteraan anak. Adapun SITALAS ini mengadopsi pendekatan hexahelix, yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, masyarakat, dan lembaga internasional.

“Akses SITALAS kini lebih luas dan inklusif. Jika dulu hanya terbuka bagi Forum Anak Surabaya, kecamatan, dan kelurahan, kini seluruh anak di Kota Surabaya dapat mengaksesnya. Mereka bisa menyampaikan aspirasi, ide, dan gagasan langsung untuk pembangunan kota yang ramah anak,” papar Ida.

Baca Juga  Eri Cahyadi Sidak Pungli, Tegaskan RT dan RW Dilarang Minta Uang saat Masyarakat Urus KK dan KTP

Ia menambahkan bahwa SITALAS juga menjadi ruang kreatif bagi anak-anak untuk menampilkan karya, inovasi, dan produk mereka di berbagai bidang.

“Langkah ini menegaskan komitmen Pemkot Surabaya untuk membangun sistem yang tidak hanya melindungi anak, tetapi juga memberi ruang bagi mereka untuk berkreasi dan berkontribusi nyata dalam mewujudkan Surabaya sebagai Kota Layak Anak Nasional dan Dunia,” pungkasnya.

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *