Wamendikdasmen Dorong Wisudawan UMTAS Siap Hadapi Perubahan Zaman dan Jadi Penggerak Perubahan Sosial

Wamendikdasmen Dorong Wisudawan UMTAS Siap Hadapi Perubahan Zaman dan Jadi Penggerak Perubahan Sosial

MAKLUMAT — Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq menyampaikan orasi ilmiah dalam Wisuda ke-14 Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS), Rabu (15/10/2025).

Dalam orasinya di harapan ratusan wisudawan dari tiga fakultas, yakni Fakultas Imu Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, serta Fakultas Teknik, Fajar mengajak para lulusan menyiapkan diri menghadapi perubahan zaman dengan menjadi pembelajar cepat, pencipta nilai, dan penggerak perubahan sosial di tengah dunia kerja yang semakin kompetitif.

Menurutnya, wisuda bukan sekadar seremoni pengukuhan gelar akademik bagi wisudawan.

“Wisuda bukan sekadar pengukuhan gelar, tetapi momentum meneguhkan diri sebagai pembelajar sejati. Dunia hari ini tidak hanya menuntut IPK tinggi, tapi kemampuan belajar cepat dan daya tahan dalam menghadapi perubahan,” ujarnya.

Fajar mengingatkan, masa setelah wisuda sering disebut sebagai bulan pencari kerja, padahal tantangan sesungguhnya adalah mampu menciptakan lapangan kerja dan memberi nilai tambah bagi masyarakat.

“Kita tidak hanya berjuang mencari pekerjaan, tapi juga menciptakan peluang dan nilai. Dunia mencari orang yang mau terus belajar dan beradaptasi,” katanya.

Menurut Fajar, sejak masa KH Ahmad Dahlan, Muhammadiyah telah menanamkan dua etos utama yang tetap relevan hingga kini: semangat belajar sepanjang hayat (long life learner) dan kemampuan menyerap serta menerapkan ilmu baru dengan cepat (fast learner). Kedua nilai tersebutlah yang menurutnya akan menjadi bekal penting menghadapi dunia yang ditandai ketidakpastian dan percepatan teknologi.

Baca Juga  Sorot Partisipasi Pemilih dalam Pilkada Serentak 2024, Zulfikar: Kita Hormati

Dalam konteks itu, Fajar menyoroti relevansi tiga fakultas di UMTAS terhadap era kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Ia menilai ketiganya berperan strategis dalam membentuk sumber daya manusia yang mampu menggabungkan teknologi dan nilai kemanusiaan.

“AI bisa meniru banyak hal, tapi tidak bisa menggantikan nilai dan empati manusia. Guru, perawat, dan tenaga profesional yang punya nilai kemanusiaan akan selalu dibutuhkan di setiap zaman,” sorot pria yang juga menjabat Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) PP Muhammadiyah itu.

Guru: Aktivator Pembelajaran

Lebih lanjut, Fajar juga menegaskan arah kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) di bawah kepemimpinan Mendikdasmen Abdul Mu’ti, yang mendorong agar guru menjadi aktivator pembelajaran, bukan sekadar pengajar.

“Pak Menteri selalu menekankan pentingnya guru sebagai inspirator yang menumbuhkan semangat belajar dan karakter siswa,” sebutnya.

Dalam kesempatan itu, Fajar juga menyinggung potensi besar generasi muda Tasikmalaya. Ia mencontohkan para siswa SMKN 1 Tasikmalaya yang sedang disiapkan menjadi tenaga kerja profesional di Jepang.

“Anak-anak Tasik ini contoh nyata. Mereka berani keluar dari zona nyaman untuk mencari pengalaman dan kehidupan yang lebih baik, tapi tetap membawa semangat untuk berkontribusi bagi daerahnya,” tandas alumnus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) itu.

Tak hanya itu, Fajar juga berharap agar ilmu yang diperoleh di kampus menjadi manfaat nyata bagi masyarakat. “Ilmu yang kalian dapat harus menjadi pohon yang berbuah, dan buahnya manis bagi banyak orang,” pesannya.

Baca Juga  IMM Aceh Dorong Implementasi ESG dalam Aktivitas Pertambangan
*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *