MAKLUMAT — Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan keterampilan pertolongan pertama di lingkungan pendidikan, seluruh sekolah Muhammadiyah se-Sidoarjo mengikuti Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang digelar di Auditorium Nyai Walidah SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo, Kamis (16/10/2025).
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) dan Majelis Dikdasmen-PNF Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo, sekaligus menjadi Batch 2 dari tiga gelombang pelatihan yang telah direncanakan. Pelatihan ini menjadi langkah strategis dalam membekali tenaga pendidik Muhammadiyah dengan kemampuan menghadapi situasi darurat medis di sekolah.
Ketua MPKU PDM Sidoarjo yang juga Ketua Panitia kegiatan tersebut, dr Tjatur Prijambodo MKes, mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari komitmen Muhammadiyah untuk mendukung program pemerintah dalam sosialisasi penanganan kegawatdaruratan di masyarakat.
“Berawal dari keinginan Muhammadiyah untuk membantu program pemerintah, yaitu sosialisasi penanganan kegawatdaruratan di masyarakat, maka acara ini diselenggarakan,” ungkapnya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo, dr Lakhsmie Herawati Yuwantina MKes, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut, memberikan apresiasi atas inisiatif Muhammadiyah yang terus bersinergi dengan pemerintah daerah. Ia berharap kerja sama lintas sektor seperti ini dapat terus berlanjut dalam berbagai program kesehatan masyarakat.
Acara resmi dibuka oleh Ketua PDM Sidoarjo, Prof Dr A Dzo’ul Milal MPd, yang dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya sinergi antara pendidikan dan kesehatan dalam menciptakan sekolah yang aman, tanggap, dan peduli terhadap kondisi darurat.
“Pelatihan ini bukan hanya tentang teknik CPR atau penanganan henti napas, tetapi juga tentang membangun karakter peduli dan tanggap terhadap sesama,” katanya.
Pelatihan BHD kali ini menghadirkan Tim Instruktur Profesional dari Rumah Sakit Umum (RSU) Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan Sidoarjo. Materi yang dibahas pun mencakup berbagai hal krusial, di antaranya teknik dasar cardiopulmonary resuscitation (CPR), penanganan henti napas dan henti jantung, simulasi penanganan kecelakaan ringan di sekolah, hingga edukasi kesehatan dan keselamatan dasar.
Sembari mengutip Surat Al-Maidah ayat 32, Ketua tim, dr M Ramzi, menekankan pentingnya kecepatan dalam penanganan henti jantung. “Ketika seseorang mengalami henti jantung, dalam enam menit bisa berujung kematian. Tapi jika ditangani dengan benar dalam satu menit, nyawa dapat diselamatkan,” terangnya.
Sebagai informasi, Pelatihan BHD tersebut diikuti oleh para kepala sekolah dan guru dari 13 sekolah Muhammadiyah se-Sidoarjo. Melalui kegiatan tersebut, Muhammadiyah berupaya mencetak first responders di lingkungan sekolah yang siap bertindak cepat dan tepat dalam menghadapi kondisi darurat.
Program tersebut juga menjadi bagian dari langkah berkelanjutan MPKU dan Dikdasmen-PNF Muhammadiyah dalam mengintegrasikan pendidikan kesehatan ke dalam kurikulum sekolah yang dikelola Persyarikatan, guna mewujudkan sekolah yang sehat, aman, dan berdaya tanggap.