Kisah Inspiratif Ustaz Ednan Rudianto: Membangun Generasi “BMW” dan Menyala Bersama Semangat KH Ahmad Dahlan

Kisah Inspiratif Ustaz Ednan Rudianto: Membangun Generasi “BMW” dan Menyala Bersama Semangat KH Ahmad Dahlan

MAKLUMAT – Di tengah derasnya arus digitalisasi dan perubahan dunia kerja, Ustaz Ednan Rudianto, S.H., M.Kn, berdiri tegak di antara siswa-siswanya dengan pandangan visioner. Kepala SMK Muhammadiyah 3 (Mutia) Ngoro, Mojokerto ini memegang satu prinsip sederhana namun kuat: “Di SMK Mutia ini, bukan tempat bagi yang tidak berani bermimpi.”

Prinsip itu bukan sekadar slogan. Ia menjadi arah gerak sekolah vokasi Muhammadiyah yang kini tumbuh menjadi SMK Pusat Keunggulan, dikenal karena inovasi, karakter, dan kehangatan kepemimpinan.

Visi dan Filosofi Kepemimpinan

Ednan merumuskan sebuah visi yang disebut BMW — Bekerja, Melanjutkan, dan Wirausaha. Bagi Ednan, SMK bukan sekadar mencetak pekerja terampil, tetapi membentuk insan pembelajar dan pencipta lapangan kerja.

“Kami ingin siswa punya tiga jalan: bekerja, kuliah, atau berwirausaha. Semua bermartabat, semua mulia,” ujarnya kepada maklumat.id

Inovasi dan Program Unggulan

Kepemimpinan Ednan ditandai oleh deretan program inovatif yang menggandeng nilai spiritual dan teknologi: Morning Spiritual Gathering (MSG)kegiatan pembiasaan ruhani setiap pagi untuk menumbuhkan akhlak dan ketenangan jiwa. Mutia Exhibition Center-ruang pamer karya dua lantai hasil kolaborasi siswa lintas jurusan, diresmikan bersama Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah. Lalu Kemitraan Internasional yang membuka peluang magang ke Jepang, Jerman, dan Korea Selatan.

Yang menarik ada Job Fair Tahunan yang mempertemukan ratusan siswa dengan industri dan perusahaan besar. Kolaborasi Wirausaha: bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk membantu pemodalan usaha alumni muda.

Baca Juga  Siapa Pun Capres-Cawapres Akan Menang Kalau Menggandeng Muhammadiyah, Ini Syaratnya

Kisah Pengorbanan dan Kepedulian

Tahun 2024 menjadi momentum yang mencatat nama Ednan, yang juga menjabat Pengasuh Pondok Modern Bustanul Quran (PMBQ) Nurul Azhar Kabupaten Mojokerto ini dalam tinta inspirasi. Saat jumlah siswa meningkat pesat dan ruang kelas tak lagi mencukupi, ia menghibahkan 74 ekor sapi perah miliknya kepada sekolah. Hasil penjualan sapi-sapi itu digunakan untuk pembangunan ruang kelas baru.

Tindakan itu bukan pencitraan, melainkan perwujudan dari pesan KH Ahmad Dahlan: “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah.” Melalui langkah itu, Ednan mengajarkan bahwa kepemimpinan sejati lahir dari ketulusan dan keberanian berkorban demi kemajuan umat.

Capaian dan Reputasi

Dalam kurun tiga tahun terakhir, SMK Mutia mencatatkan pencapaian luar biasa, yakni 30% siswa diterima di perguruan tinggi negeri dan swasta, sebagian dengan beasiswa penuh. Lebih dari 200 siswa langsung bekerja di industri mitra. Puluhan lulusan menjadi wirausaha muda, mengembangkan usaha keluarga dan UMKM lokal. Tidak mengherankan bila SMK Mutia kini menjadi ikon pendidikan vokasi Muhammadiyah Jawa Timur.

Alumnus Pondok Pesantren Modern Gontor ini kerap mengutip satu kalimat sederhana yang menggambarkan jiwanya: “Tetap hidup meskipun tidak terang.” Bagi Ednan, pendidikan adalah perjuangan sunyi — tak selalu mendapat sorot lampu, tapi terus memberi cahaya bagi masa depan.

Dalam dirinya, Muhammadiyah menemukan cerminan semangat pendiri: berpikir maju, bertindak nyata, dan menyalakan lilin di tengah gelapnya zaman. Melalui tangan Ednan Rudianto yang juga dikenal sebagai pengusaha mapan ini, SMK Mutia bukan sekadar sekolah vokasi, melainkan laboratorium kemanusiaan — tempat siswa belajar bermimpi, berjuang, dan berbakti untuk bangsa.

Baca Juga  27 November Pemungutan Suara Pilkada Serentak 2024, Prabowo Teken Keppres Hari Libur Nasional
*) Penulis: Rista Giordano

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *