MAKLUMAT — Jangan sekali-kali melupakan sejarah (Jas Merah). Slogan Bung Karno itu tampaknya relevan untuk mengulik sejarah sepak bola nasional. Sebab, banyak yang belum tahu, di balik berdirinya Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), ada jejak kuat kader Muhammadiyah.
Sosok kunci itu adalah Abdul Hamid BKN.
Fakta sejarah ini diungkap oleh Sekretaris Lembaga Pengembangan Olahraga (LPO) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Fajar Junaedi. Dosen Ilmu Komunikasi UMY ini menegaskan, sejarah ini tidak boleh hilang dari ingatan kader Persyarikatan.
Menurut Fajar, Abdul Hamid BKN adalah bendahara pertama PSSI. Dia adalah tokoh awal yang ikut membidani lahirnya federasi sepak bola nasional itu.
“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Bendahara pertama PSSI itu namanya pak Abdul Hamid BKN. Pak Abdul Hamid ini juga pernah menjadi salah satu pimpinan di pusat Muhammadiyah,” kata Fajar dikutip dari laman Muhammadiyah , Sabtu (18/10/2025).
Jejak Abdul Hamid di Muhammadiyah memang bukan kaleng-kaleng. Mengutip Ensiklopedia Muhammadiyah, dia adalah kader sekaligus santri langsung dari sang pendiri, Kiai Ahmad Dahlan.
Dia tergabung dalam Fathul Asrar wa Miftahus Sa’adah (FAMS) bersama tokoh-tokoh awal Muhammadiyah lainnya. Sebut saja KR H. Hajid, H. Sujak, dan H.M Mochtar.
Tak hanya itu. Abdul Hamid juga sangat aktif di gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW). Kariernya di Persyarikatan pun moncer. Pada periode kepemimpinan PB Muhammadiyah 1937-1942, dia dipercaya menjadi Bendahara PB Muhammadiyah. Saat itu, ketuanya adalah tokoh besar, Mas Mansur.
Di tengah kesibukannya di Muhammadiyah, gairahnya pada si kulit bundar tak terbendung.
Puncaknya, pada 19 April 1930. Abdul Hamid BKN ikut mencatatkan sejarah. Dia bersama dengan Ir. Soeratin Sosrosoegondo mendirikan PSSI di Yogyakarta.
Pendirian PSSI itu didukung oleh klub-klub legendaris. Mulai dari Persija Jakarta, Persib Bandung, PSIM Yogyakarta, Persis Solo, MVB Madiun, IVBM Magelang, hingga Persebaya Surabaya.
Nah, Abdul Hamid BKN hadir dalam kongres pendirian itu mewakili klub mana? Dia mewakili PSHW, alias Persatuan Sepakbola Hizbul Wathan.
Darah sepak bola itu rupanya menetes ke generasi penerusnya. Sang anak, Muhammad Dasron Hamid, juga gandrung dengan sepak bola. Pak Dasron, sapaannya, bahkan pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Sepakbola Indonesia Mataram (PSIM) Yogyakarta selama tiga periode.
“Para pendukung setia laskar Mataram pasti tahu semua tentang sejarahnya, apalagi yang mengalami PSIM era 90 sampai 2000-an awal,” pungkas Fajar.***