Khofifah di Hadapan Ribuan Santri Lirboyo: Peradaban Dunia Dimulai dari Hubbul Wathon hingga Urusan Sampah

Khofifah di Hadapan Ribuan Santri Lirboyo: Peradaban Dunia Dimulai dari Hubbul Wathon hingga Urusan Sampah

MAKLUMATPondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Senin (20/10) malam, bermandi cahaya dan gema sholawat. Puluhan ribu santri dan jamaah—lautan manusia berbaju putih—larut dalam zikir dan doa. Dipimpin oleh Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf, gelaran Lirboyo Bersholawat berlangsung khidmat sekaligus sakral.

Di tengah mereka, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hadir, tidak hanya untuk bersholawat, tetapi membawa pesan besar untuk Hari Santri: tantangan santri hari ini telah bergeser, dari medan perang ke peradaban global.

Gubernur Khofifah menegaskan, peringatan Hari Santri setiap 22 Oktober sudah jauh melampaui sekadar seremoni tahunan. Baginya, ini adalah momentum refleksi untuk meneguhkan kembali peran, tanggung jawab, dan kontribusi kaum sarungan terhadap bangsa, negara, dan agama.

Tahun ini, tema besarnya pun tak main-main: “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”. Menurut Khofifah, tema itu mencerminkan tekad kuat santri menjaga nilai-nilai kemerdekaan yang telah diperjuangkan para ulama.

“Tema ini menjadi momentum meneguhkan peran para santri untuk mengawal Indonesia menuju peradaban dunia,” ujar Khofifah di hadapan puluhan ribu jamaah. Ia menegaskan, kontribusi santri dalam perjalanan bangsa bersifat fundamental. “Karena santri selalu hadir di setiap fase penting sejarah,” tegasnya.

Secara khusus, Khofifah menyorot peran Ponpes Lirboyo. Ia menyebut Lirboyo sebagai salah satu penyokong utama pendidikan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sejarah panjangnya telah terbukti melahirkan santri-santri yang memegang teguh Hubbul Wathon Minal Iman (Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman).

Baca Juga  Gerindra Beri Rekomendasi Khofifah-Emil, Sinyal KIM Solid di Pilgub Jatim 2024

Namun, Khofifah memberikan tantangan baru yang relevan dengan zaman. Jika dulu hubbul wathon diwujudkan dengan mengangkat senjata, kini tantangannya lebih kompleks. Salah satunya, kata dia, adalah isu lingkungan.

“Kekuatan pesantren, ulama, santri, ekosistem di Lirboyo dijaga dan dikuatkan bersama. Salah satunya dengan melakukan pengelolaan limbah dan pemilahan sampah sehingga dari sampah menjadi rupiah dan memberi barokah,” kata Khofifah.

Ini bukan sekadar urusan kebersihan. Bagi Khofifah, ini adalah langkah awal membangun peradaban dari dalam pesantren.

“Sampaikan pada dunia, dari Lirboyo ada kekuatan menjaga lingkungan dan melahirkan ekonomi pesantren, sekaligus melahirkan ulama-ulama untuk membangun peradaban dunia yang luar biasa,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia mengajak seluruh santri untuk berjuang di berbagai bidang: politik, pendidikan, ekonomi, hingga teknologi. Hal ini, katanya, sejalan dengan filosofi kerja JATIM BISA (Berdaya, Inklusif, Sinergis, dan Adaptif) yang dicanangkan dalam rangka Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur.

Santri, jelasnya, harus Berdaya menguasai iptek, Inklusif membuka ruang interaksi sosial, Sinergis menjaga ukhuwah ulama-umara, dan Adaptif menghadapi zaman tanpa kehilangan nilai-nilai pesantren. “Dengan semangat Jatim BISA, pesantren akan menjadi pusat inovasi yang melahirkan pemimpin berintegritas dan berakhlak mulia,” tuturnya.

Semangat ini disambut gegap gempita oleh Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf. Gus Yahya—sapaan akrabnya—langsung menggelorakan militansi ribuan santri yang hadir.

“Siap bela Lirboyo, siap bela NU, siap bela Islam, siap bela Indonesia!” pekik Gus Yahya, yang disambut gemuruh “Siap!” dari lautan santri.

Baca Juga  Kapolri: Aksi Demonstrasi Terbaru Cenderung Tak Sesuai Aturan

Ketua PWNU Jawa Timur KH. Abdul Hakim Mahfudz, dalam sambutannya, berterima kasih atas terselenggaranya acara. Ia berpesan singkat namun mendalam. “Yang terpenting adalah kita saling menghargai dan mendukung, tidak boleh terpecah-belah,” pesannya.

Turut hadir dalam acara sakral tersebut Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo KH. Abdullah Kaffabih Mahrus, Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati, Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Adhy Karyono, jajaran Forkopimda Jatim, serta ribuan Jamaah Syeker Mania.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *