Kemen PPPA Dorong Pemanfaatan Pangan Lokal untuk Kuatkan Gizi Keluarga

Kemen PPPA Dorong Pemanfaatan Pangan Lokal untuk Kuatkan Gizi Keluarga

MAKLUMAT – Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Pribudiarta Nur Sitepu menegaskan pentingnya pemanfaatan pangan lokal. Hal ini sangat penting untuk memperkuat ketahanan gizi keluarga. Terutama pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai fase penting pertumbuhan anak.

“Pangan lokal khas Indonesia yang beranekaragam jenisnya berperan penting mendukung 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk memastikan anak tumbuh sehat, cerdas, dan kuat. Pangan lokal di sekitar kita jika dimanfaatkan dengan baik dapat menjadi sumber gizi lengkap dan terjangkau bagi keluarga,” ujar Pribudiarta dalam keterangan tertulis, Ahad (26/10/2025).

Ia menekankan ketahanan gizi keluarga dapat dibangun melalui beragam cara. Misalnya edukasi gizi beragam, bergizi seimbang, aman, hingga pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber pangan alternatif. Menurutnya, pemanfaatan pangan lokal juga menggerakkan ekonomi masyarakat dan menjaga keberlanjutan lingkungan karena rantai pasok yang lebih pendek.

“Kemen PPPA terus mendorong keterlibatan keluarga dan masyarakat dalam mengoptimalkan pemanfaatan pangan lokal. Ini bukan hanya soal gizi tetapi tentang memastikan generasi Indonesia tumbuh kuat dan berkualitas,” jelasnya.

Sementara itu, Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Pemenuhan Hak Anak Wilayah III, Rr. Endah Sri Rejeki, menyebut bahwa Kemen PPA akan terus mendorong semua pihak menjamin pemenuhan hak anak atas gizi dan kesehatan. Ia mengajak pemerintah, dunia usaha, masyarakat hingga keluarga untuk memperkuat langkah nyata pemanfaatan pangan lokal bergizi menuju Indonesia Emas 2045.

Baca Juga  Presiden Israel Tuding Iran Diam-diam Bikin Bom Nuklir
Pangan Lokal: Solusi Strategis

Langkah Kemen PPA ini mendapat dukungan dari Founder Kebun Gizi Pesisir (KUZIR), Aulia Caprina Roestam. Ia  menyoroti pentingnya periode 1000 HPK sebagai penentu kualitas tumbuh kembang anak. Oleh karenanya, keluarga perlu melihat pangan lokal sebagai solusi strategis pemenuhan gizi ibu dan anak.

“Keluarga perlu mulai melihat pangan lokal bukan hanya sebagai pilihan tetapi sebagai solusi strategis untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu dan anak. Dengan memanfaatkan bahan pangan yang tersedia di sekitar kita. Seperti singkong, kelor, ikan dan tempe kita dapat menghadirkan sumber nutrisi lengkap yang mudah dijangkau dan berkelanjutan,” ujar Aulia.

Sementara itu, urban farmer asal Bandung sekaligus pendiri komunitas Seni Tani, Vania Febriyantie, mengaitkan pangan lokal dengan kedekatan masyarakat pada alam dan budaya setempat. Ia mengajak keluarga mengenal kembali bahan pangan lokal melalui aktivitas berkebun.

“Pangan bukan sekadar soal makan tapi juga tentang membangun hubungan antara manusia, alam, dan komunitasnya. Melalui pangan lokal, kita bisa kembali menghargai proses menanam, mengolah, dan berbagi hasil bumi,” ujar Vania.

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *