MAKLUMAT – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa dalam dua hari terakhir, terjadi bencana hidrometeorologi basah di beberapa titik. Masyarakat hingga pemerintah daerah dihimbau waspada memasuki musim hujan ini.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Hal ini sebagai upaya menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah pada musim hujan.
Ia menekankan pentingnya pemantauan kondisi lingkungan sekitar, khususnya pada wilayah yang berisiko. Pemantauan rutin pada tanggul sungai perlu dilakukan semua pihak. Jika ditemukan kerusakan atau retakan, masyarakat diminta segera melapor agar perbaikannya tidak terlambat dan risiko banjir dapat ditekan.
“Selain itu, jika terjadi angin kencang, agar tidak berlindung di dekat bangunan dan pohon yang rentan tumbang,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dilansir dari laman resmi BNPB pada Selasa (28/10/2025).
Bencana di Sukabumi hingga Blitar
Peringatan ini disampaikan setelah BNPB memantau kejadian bencana hidrometeorologi di berbagai daerah pada Senin (27/10/2025) pukul 07.00 WIB hingga Selasa (28/10/2025) pukul 07.00 WIB. Dalam periode tersebut, ada sejumlah bencana yang terjadi.
Di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, hujan berintensitas tinggi pada Senin menyebabkan banjir dan tanah longsor. Tanggul jebol di Kecamatan Cisolok memicu banjir hingga wilayah Cikakak dan Sukabumi. Sementara itu, longsor menimpa permukiman warga di beberapa titik.
“Sebanyak 612 kepala keluarga atau 1.835 jiwa di Kecamatan Cisolok dan Cikakak terdampak banjir dengan ketinggian antara 20 sampai 200 sentimeter. Sedangkan tanah longsor mengakibatkan 17 unit rumah dan satu akses jalan desa terdampak. Kejadian ini terjadi di Kecamatan Cisolok, Cikakak, dan Sukabumi,” ujarnya.
BPBD Kabupaten Sukabumi bersama sejumlah instansi melakukan penanganan darurat. Mereka mendirikan posko, menyiapkan dapur umum, serta memastikan kesiapan lokasi pengungsian apabila warga membutuhkan tempat aman.
“Untuk mempercepat penanganan bencana di Kabupaten Sukabumi, Kepala BNPB memerintahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB menuju lokasi banjir dan tanah longsor. Selasa pagi, tim telah berada di Kecamatan Cisolok guna melakukan kaji cepat dan pendampingan kepada pemerintah daerah,” jelasnya.
Bencana juga terjadi di Kota Bogor, Jawa Barat. Tanah longsor di Kecamatan Bogor Selatan menimpa 12 rumah warga. Dua rumah rusak berat, sementara sepuluh lainnya rusak ringan. BPBD Kota Bogor membersihkan material yang menumpuk agar aktivitas warga dapat kembali berjalan.
Cuaca ekstrem turut melanda Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Hujan disertai angin kencang di Kecamatan Nglegok merusak rumah warga dan menutup akses jalan sehingga tim BPBD harus melakukan asesmen dan pembersihan segera.
“Akibatnya, 14 rumah warga di Kecamatan Nglegok rusak dan dua akses jalan ikut terdampak. Tim BPBD Kabupaten Blitar bergerak cepat melakukan asesmen dan membersihkan material pohon tumbang yang menutup jalan serta rumah warga,” pungkasnya.
Apa itu Bencana Hidrometeorologi?
Melansir dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bencana hidrometeorologi masuk dalam jenis bencana alam. Bencana ini adalah akibat dari munculnya cuaca atau iklim ekstrem, disebut juga bencana hidroklimatologi.
Adapun bencana hidrometeorologi basah merupakan ancaman yang muncul ketika hujan turun dengan intensitas sangat tinggi hingga melampaui kondisi normal. Jenis bencana ini biasanya muncul pada musim hujan dan mencakup banjir, tanah longsor, hingga puting beliung.