MAKLUMAT – Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah sukses menggelar Konsolidasi Nasional Batch VII Wilayah Jawa Timur dan Indonesia Bagian Timur selama dua hari, 8–9 November 2025. Kegiatan ini mengusung tema “Penguatan Kepemimpinan untuk Percepatan Aksi Dakwah Kesehatan ‘Aisyiyah” dan dilaksanakan di dua lokasi, yakni Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur, Surabaya, dan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).
Acara diikuti 111 peserta luring dan 59 peserta daring dari 38 Pimpinan Daerah (PD) ‘Aisyiyah se-Jawa Timur, serta perwakilan dari PWA Papua, NTB, NTT, Bali, dan Maluku. Turut hadir pula 15 personel Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PPA), wakil ketua PWM, para direktur RS dan klinik ‘Aisyiyah se-Jatim, rektor PTMA, serta mitra organisasi seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan DP3AK Jatim.
Ketua PW ‘Aisyiyah Jawa Timur, Dra. Rukmini Amar, M.Ap., menyampaikan terima kasih kepada PP ‘Aisyiyah atas kepercayaannya menjadikan Jawa Timur sebagai tuan rumah acara nasional untuk ketiga kalinya. Menurutnya, dakwah Islam bisa tumbuh melalui layanan kesehatan.

“Citra dakwah Islam itu bisa muncul dari rumah sakit. Di daerah tapal kuda misalnya, dakwah lewat pengajian agak sulit, maka rumah sakit bisa menjadi pintu dakwah yang efektif,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Kesehatan PP ‘Aisyiyah, Dr. Warsiti, MKep., Sp.Mat., menegaskan bahwa konsolidasi nasional ini digelar di beberapa regional, dan Jatim dipilih karena menjadi salah satu pusat dakwah pendidikan, kesehatan, dan keagamaan.
“Kultur masyarakatnya lugas dan energik, sehingga semangat ini diharapkan mempercepat gerak dakwah kesehatan ‘Aisyiyah,” katanya.
Warsiti menargetkan PWA Jatim yang saat ini memiliki empat rumah sakit dan tujuh klinik dapat mengembangkan hingga 20 klinik dalam waktu dekat, sebagai bagian dari percepatan pemberdayaan dakwah kesehatan masyarakat.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua PP ‘Aisyiyah Dr. Siti Noordjannah Djohantini, MM., M.Si. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa Muhammadiyah merupakan pelopor layanan kesehatan Islam di Indonesia.
“Muhammadiyah adalah satu-satunya organisasi Islam yang pertama kali mendirikan layanan kesehatan di Indonesia. Dari sanalah lahir Rumah Sakit PKO Muhammadiyah Yogyakarta, dan kini Muhammadiyah memiliki 20 fakultas kedokteran di PTMA,” jelasnya.

Selama dua hari, peserta mendapatkan pembekalan ideologi Muhammadiyah melalui materi “Risalah Perempuan Berkemajuan dan Praksis Al-Ma’un Gerakan Dakwah ‘Aisyiyah” oleh Dr. Siti Aisyah, M.Ag., serta “Kepemimpinan dan Percepatan Aksi ‘Aisyiyah” oleh Dr. Noordjannah Djohantini.
Diskusi panel juga menghadirkan Dr. Warsiti, MKep., Sp.Mat., Dr. dr. Ekorini Listiowati, MMR, dan Prof. Dr. dr. Arlina Dewi, MMR yang membahas Agenda Strategis Dakwah Kesehatan dan Review Pelaksanaan Program Majelis Kesehatan, serta sosialisasi program GRASS-KSS dan peran penting amal usaha dalam penguatan organisasi.
Pada malam hari, peserta dibagi dalam tiga divisi diskusi: kelembagaan dan kepemimpinan, pemberdayaan masyarakat, serta pelayanan kesehatan. Masing-masing divisi merumuskan strategi percepatan dan penguatan program kerja dakwah kesehatan ‘Aisyiyah.
Ketua panitia, Sri Mukhodim Faridah Hanum, SST., MM., M.Keb., menyampaikan rasa syukur atas kelancaran kegiatan tersebut.
“Alhamdulillah, Konsolidasi Nasional Batch VII berjalan dengan baik. Hari kedua akan ditutup dengan ceramah kesehatan oleh Menteri Kesehatan RI,” ujarnya.
Konsolidasi ini diharapkan menjadi momentum penguatan dakwah kesehatan ‘Aisyiyah yang berorientasi pada inovasi dan keberpihakan terhadap umat.