Keppres Terbit: Gus Dur, Soeharto, dan Marsinah Resmi Jadi Pahlawan Nasional 

Keppres Terbit: Gus Dur, Soeharto, dan Marsinah Resmi Jadi Pahlawan Nasional 

MAKLUMAT  – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh bangsa. Pemerintah menuangkan penetapan ini dalam Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 116 TK Tahun 2025.

Dalam penganugerahan tersebut, tiga nama yang lama menjadi perbincangan publik akhirnya masuk dalam daftar. Mereka adalah K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Jenderal Besar TNI H. Muhammad Soeharto, dan aktivis buruh Marsinah.

Presiden Prabowo menyerahkan plakat penghargaan secara simbolis kepada para ahli waris dari 10 tokoh di istana. Pembacaan Keppres merinci satu per satu nama dan jasa besar mereka bagi bangsa dan negara.

Negara mengakui K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), tokoh dari Jawa Timur, sebagai pahlawan bidang perjuangan politik dan pendidikan Islam. Presiden ke-4 RI ini mengabdikan hidupnya untuk memperjuangkan kemanusiaan, demokrasi, dan pluralisme di Indonesia.

Pemerintah juga menetapkan Jenderal Besar TNI H. Muhammad Soeharto, tokoh asal Jawa Tengah, sebagai pahlawan bidang perjuangan. Presiden ke-2 RI ini tercatat menonjol sejak masa kemerdekaan. Ia memimpin pelucutan senjata Jepang di Kota Baru pada 1945.

Nama aktivis Marsinah dari Jawa Timur juga masuk dalam daftar. Negara menghormatinya sebagai pahlawan bidang perjuangan sosial dan kemanusiaan. Perempuan asal Nglundo, Nganjuk ini menjadi simbol keberanian, moral, dan perjuangan hak asasi manusia dari kalangan rakyat biasa.

Baca Juga  Coordinated Border Management, Reformasi Logistik ASEAN dari Surabaya

Tujuh Tokoh Lainnya

Selain tiga nama besar tersebut, tujuh tokoh lain turut menerima anugerah tertinggi dari negara.

  1. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja (Jawa Barat): Pahlawan bidang hukum dan politik. Dia menggagas konsep negara kepulauan yang kemudian digunakan Juanda Kartawijaya dalam Deklarasi Juanda.
  2. Hj. Rahmah El Yunusiyah (Sumatera Barat): Pahlawan bidang pendidikan Islam. Ulama perempuan ini mempelopori pendidikan perempuan Islam di Indonesia.
  3. Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo (Jawa Tengah): Pahlawan bidang perjuangan bersenjata. Dia memulai perjuangan militernya sebagai komandan kompi TKR selama perang kemerdekaan 1945–1949.
  4. Sultan Muhammad Salahuddin (Nusa Tenggara Barat): Pahlawan bidang pendidikan dan diplomasi. Sultan Bima XIV ini berperan besar mendirikan HIS di Bima (1921) dan sekolah kejuruan wanita (1922).
  5. Syaikhona Muhammad Kholil (Jawa Timur): Pahlawan bidang pendidikan Islam. Ulama karismatik asal Bangkalan ini menempuh jalur perjuangan kultural, sosial, dan agama.
  6. Tuan Rondahaim Saragih (Sumatera Utara): Pahlawan bidang perjuangan bersenjata. Dia memimpin pasukan raya di Simalungun melawan kolonialisme Belanda dan mencatatkan kemenangan signifikan.
  7. Zainal Abidin Syah (Maluku Utara): Pahlawan bidang politik dan diplomasi. Dia adalah Sultan Tidore ke-37 yang memimpin sejak 1946 hingga wafat pada 1967.

Lagu kebangsaan Indonesia Raya menutup rangkaian acara penganugerahan gelar pahlawan nasional tersebut.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *