MAKLUMAT — Ledakan yang mengguncang SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (7/11) lalu menjadi alarm keras bagi dunia pendidikan Indonesia. Insiden tragis itu diduga dipicu aksi bullying terhadap seorang siswa yang akhirnya nekat merakit bom rakitan di lingkungan sekolah.
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi NasDem, Ratih Megasari Singkarru menegaskan kasus ini tidak boleh berhenti pada penindakan pelaku semata. Ia meminta seluruh pihak menelusuri akar masalah, terutama jika terbukti ada unsur perundungan yang menjadi pemicu.
“Jika benar ada perundungan yang melatarbelakangi peristiwa ini, maka ini adalah alarm darurat bagi dunia pendidikan kita,” tegas Ratih dalam keterangan tertulis, Minggu (9/11).
Ratih menyampaikan doa dan dukacita bagi seluruh korban ledakan yang kini dirawat di RS Islam Cempaka Putih. Ia juga menekankan pentingnya pemulihan fisik dan mental bagi para siswa yang terdampak.
Menurutnya, tindakan bullying tidak bisa lagi dianggap kenakalan remaja. “Bullying dalam bentuk apapun tidak bisa dikompromi dan tidak dapat ditoleransi. Ini bukan hal sepele, tapi bisa memicu tragedi kemanusiaan,” ujarnya.
Ratih menyerukan agar sekolah, guru, dan orang tua bersama-sama membangun sistem deteksi dini terhadap praktik perundungan. Ia menegaskan bahwa pendidikan harus menjadi ruang aman dan suportif bagi setiap anak untuk tumbuh.
“Ini tanggung jawab kita bersama untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, empatik, dan berkeadilan,” kata dia.
Sebelumnya, pihak Densus 88 dan Puslabfor Polri telah turun tangan menyelidiki motif dan bahan peledak yang digunakan dalam insiden tersebut. Sementara itu, Dinas Pendidikan DKI Jakarta meminta seluruh sekolah memperkuat layanan konseling dan kesehatan mental siswa untuk mencegah kasus serupa terulang.