MAKLUMAT — Direktur Sekolah Kepemimpinan Nasional (SKN) 2025, Abdullah Sumrahadi, menilai tantangan terbesar kepemimpinan hari ini bukan hanya soal kemiskinan atau birokrasi. Ada yang juga fundamental, yakni adanya krisis pemikiran yang kian homogen.
Hal itu ia sampaikan saat pembukaan SKN 2025 yang digelar oleh Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya, Kabupaten Sleman, Selasa (11/11/2025).
“Kepemimpinan di Indonesia hari ini menghadapi tantangan yang luar biasa majemuk. Dari kemiskinan hingga birokrasi, kita dihadapkan pada krisis yang lebih fundamental,” ujarnya.
Abdullah menjelaskan, krisis itu berakar dari perkembangan teknologi informasi yang justru melahirkan keseragaman cara berpikir. Menurutnya, banyak perusahaan besar kini berupaya memonopoli arus informasi, sehingga ruang publik menjadi semakin sempit bagi pandangan kritis.
“Pemikiran yang homogen lahir karena arus informasi dikendalikan oleh algoritma. Masyarakat kemudian cenderung sulit berpikir kritis dan mandiri,” katanya.
Ia menekankan, pemimpin masa kini harus mampu menjaga ruang informasi tetap terbuka. Tantangan utama bukan hanya menguasai teknologi, tetapi melindungi masyarakat dari dunia yang kehilangan daya pikir.
“Memimpin masyarakat hari ini berarti berjuang agar ruang informasi tetap hidup, agar kita tidak menjadi bagian dari dunia tanpa pikiran,” jelasnya.
Abdullah juga menyinggung pentingnya kembali pada nilai-nilai Islam sebagai fondasi kepemimpinan. Menurutnya, Islam menawarkan prinsip yang kokoh untuk membentuk pemimpin yang berakar pada moral dan kebijaksanaan.
“Kita harus kembali pada akar nilai Islam. Di situ ada hal-hal kokoh yang bisa menuntun kita menjadi pemimpin yang utuh,” ujarnya.
Ia menutup sambutan dengan menyebut filosofi kepemimpinan Jawa: Sugih tanpo bondho, digdaya tanpo aji, nglurug tanpo bolo, menang tanpo ngasorake, yang berarti kaya tanpa harta, sakti tanpa jimat, menyerang tanpa bala, dan menang tanpa merendahkan.
“Inilah yang mau kita pelajari menjadi pemimpin di SKN ini,” pungkas Abdullah.