MAKLUMAT – Rangkaian Milad ke-113 Muhammadiyah resmi dibuka meriah dengan penyelenggaraan tiga sekaligus di Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB) pada Ahad (16/11). Agenda nasional ini menghadirkan Expo Museum Muhammadiyah, Expo Perguruan Tinggi Muhammadiyah–‘Aisyiyah (PTMA), dan Expo UMKM.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad, secara resmi membuka pameran tersebut. Dadang Kahmad menyampaikan apresiasi mendalam kepada UMB dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat atas dinamika dan keseriusan gerakan yang mereka tunjukkan.
Dalam sambutannya, Dadang menyebut UMB berkembang sangat cepat. Transformasi luar biasa menjadikan UMB salah satu PTMA bergengsi di lingkungan persyarikatan. “UM Bandung itu termasuk PTMA yang besar, masih muda, tetapi perkembangannya cepat. Transformasinya luar biasa sehingga jumlah mahasiswanya pun cukup banyak,” ujarnya.
Ia juga memuji kekompakan dan dinamika PWM Jawa Barat. Menurutnya, PWM Jabar menjadi salah satu wilayah paling aktif dan serius dalam menjalankan program organisasi. Atas dasar itu, PP Muhammadiyah menilai tepat menunjuk UMB menjadi tuan rumah rangkaian Milad ke-113 kali ini.
Dadang menilai pelaksanaan tiga expo sekaligus di peringatan Milad sebagai hal yang jarang terjadi sebelumnya. “Biasanya Milad hanya sehari. Tetapi antusiasme UMB dan PWM Jawa Barat begitu hebat. Ini luar biasa,” tambahnya.
Lebih jauh, Dadang Kahmad memotivasi panitia agar UMB kelak menjadi arena pelaksanaan Tanwir atau bahkan Muktamar Muhammadiyah. “Siapa tahu suatu hari tempat ini digunakan untuk Tanwir dan Muktamar di masa yang akan datang, sebagaimana Muktamar 1965 yang sangat luar biasa itu,” katanya.
Dadang juga menyinggung perjalanan panjang pendirian Museum Muhammadiyah. Ia mengatakan, museum tersebut telah dicita-citakan sejak sebelum reformasi. Museum ini dibangun untuk menampung artefak, dokumen, dan karya sejarah Muhammadiyah. Tujuannya menjadi sarana pendidikan generasi mendatang.
Ia mengungkapkan kebanggaan karena Museum Muhammadiyah kini mendapatkan nominasi Museum Cerdas. “Di sini, model museum kita menggabungkan peninggalan lama dan juga proyeksi ke depan dengan teknologi digital. Ini yang membuat museum kita semakin relevan,” jelasnya. Dadang menutup sambutan dengan pembacaan basmalah sebagai tanda pembukaan resmi expo.
Herry: Keterbatasan Bukan Halangan
Rektor UMB, Prof. Herry Suhardiyanto, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan bangga. Ia mengaku bahwa UMB dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan nasional Muhammadiyah. Ia mengakui persiapan dilakukan dalam waktu singkat dengan keterbatasan sumber daya. Namun, hal itu tidak mengurangi kualitas penyelenggaraan.
“Dengan berbagai keterbatasan dan ketidakpastian, alhamdulillah kita dapat menyiapkan berbagai hal penting untuk Konsolidasi Nasional dan Milad ke-113 Muhammadiyah,” ucapnya.
Herry mengungkapkan jumlah warga Muhammadiyah yang mendaftar melalui sistem daring mencapai sekitar 4.860 orang. Angka ini belum termasuk mereka yang hadir tanpa mendaftar. “Mungkin ada yang tercatat, tetapi tidak jadi datang. Namun, kemungkinan besar yang tidak tercatat pun sangat banyak,” jelas Herry.
Melihat antusiasme tersebut, UMB mengusulkan kepada PP Muhammadiyah agar Milad ke-113 disertai Expo Museum Muhammadiyah. Tujuannya agar warga yang belum sempat berkunjung ke Museum Muhammadiyah di Yogyakarta tetap dapat menyaksikan koleksi sejarah.
Melalui expo museum, UMB menampilkan foto dan artefak sejarah Muhammadiyah. Mereka mengumpulkan koleksi dari berbagai daerah, termasuk Yogyakarta dan Garut. Herry berharap langkah ini dapat membangkitkan kembali kesadaran sejarah dan semangat perjuangan generasi muda Muhammadiyah. “Mudah-mudahan upaya ini menjadi bagian dari amal ibadah kita kepada Allah SWT,” tutupnya.***
Comments