Sambut Milad ke-113, MLH PP Muhammadiyah Luncurkan Green Mining Watch

Sambut Milad ke-113, MLH PP Muhammadiyah Luncurkan Green Mining Watch

MAKLUMAT — Menyambut Milad ke-113 Muhammadiyah, Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah meluncurkan Green Mining Watch (GMW), sebuah lembaga edukasi, advokasi, dan pengawasan terhadap praktik pertambangan di Indonesia.

Pembentukan GMW disebut-sebut sebagai langkah strategis Muhammadiyah dalam memperkuat peran organisasi dalam isu lingkungan, khususnya sektor pertambangan yang berdampak luas pada ekosistem, sosial, dan ekonomi masyarakat.

Peluncuran GMW menjadi bagian dari rangkaian kegiatan bertajuk “Muhammadiyah Green Advocation”, yang digelar atas kerja sama MLH PP Muhammadiyah dengan MLH PWM Sulawesi Tenggara (Sultra), yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Kendari dan Universitas Halu Oleo, 14–16 November 2025. Kegiatan tersebut meliputi Pelatihan Kader Lingkungan, penanaman pohon, serta pengenalan konsep green economy dan pengelolaan hutan berkelanjutan.

Bukti Keseriusan Muhammadiyah untuk Alam

Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, mengapresiasi inisiatif MLH tersebut. Menurutnya, kehadiran GMW menunjukkan keseriusan Muhammadiyah dalam menjaga fungsi alam setelah dimanfaatkan manusia.

Namun, ia mengingatkan pentingnya tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan demi keuntungan pribadi atau kelompok. “Apa pun langkah yang kita lakukan harus sesuai dengan ajaran Rasulullah dan Al-Quran. Baru setelah itu kita memanfaatkannya,” tegas pria yang akrab disapa Buya Anwar itu.

Tak cuma itu, Buya Anwar juga menyatakan kebanggaannya terhadap peran MLH PWM Sulawesi Tenggara dan Universitas Muhammadiyah Kendari yang memiliki banyak ahli tambang dan lingkungan. Ia optimistis Sultra dapat menjadi contoh pengelolaan tambang ramah lingkungan.

Baca Juga  PSI Penuhi Undangan PKS, Bahas Kemungkinan Kolaborasi Pilkada 2024

“Mudah-mudahan UM Kendari dan PWM Sultra menjadi kaya. Kalau orang lain bisa maju lewat pertambangan dan pertanian, kenapa kita tidak?” kelakarnya.

GMW sebagai Pengawas Praktik Tambang

Ketua MLH PP Muhammadiyah, Azrul Tanjung, menegaskan bahwa GMW akan berperan layaknya “polisi pengawas” agar praktik pertambangan tidak mengabaikan aspek lingkungan.

Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan dua pendekatan tambang hijau (green mining). Pertama, mengembangkan kehidupan nabati dan keberlanjutan sebagai langkah antisipatif agar tidak merugikan masyarakat. Kedua, meminimalisir dampak negatif dari aktivitas pertambangan.

Melalui upaya tersebut, Azrul optimistis sumber daya Muhammadiyah mampu mendukung pengelolaan tambang yang ramah lingkungan melalui pemberdayaan masyarakat dan penguatan ekonomi hijau.

Menjadi Wadah Kolaboratif Lintas Elemen

Sementara itu, Sekretaris MLH PP Muhammadiyah, Jihadul Mubarok, juga menyebut bahwa GMW akan menjadi wadah kolaboratif antara aktivis lingkungan, pemerintah, dan masyarakat sipil. Fokusnya pada riset ilmiah, advokasi kebijakan, dan pengawasan pertambangan yang selaras dengan prinsip keberlanjutan.

“Ini lembaga berbasis ilmiah, aksi, dan pemberdayaan masyarakat. Kita ingin menunjukkan bahwa penambangan bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan ekologi,” tandasnya.

Sekadar diketahui, kegiatan yang merupakan Kado Hijau Milad Muhammadiyah ke-113 tersebut diikuti ratusan peserta, yang berasal dari kader IMM, IPM, NA, unsur majelis/lembaga, PDM dan PDA se-Sultra, serta PWM dan PWA.

Selain kehadiran Anwar Abbas dan Ketua PWM Sultra, sejumlah tokoh publik juga tampak hadir dalam kegiatan tersebut, di antaranya DPRD Provinsi Sultra, Kejati Sultra, Polda Sultra, hingga Rektor Universitas Muhammadiyah Kendari dan Rektor Universitas Halu Oleo.

Baca Juga  Kuatkan Peran Orang Tua dalam Nutrisi dan Psikologis Anak, TK ABA 9 Socah Gelar Smart Parenting: From Kitchen to Character

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *