MAKLUMAT — Gunung Semeru kembali unjuk kekuatan. Erupsi eksplosif pada Rabu, 19 November 2025 pukul 14.13 WIB, melontarkan Awan Panas Guguran (APG) yang materialnya menyebar dalam bentuk abu vulkanik Semeru yang pekat.
Visual erupsi yang viral di media sosial ini sontak meningkatkan kewaspadaan, apalagi setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status gunung api tertinggi di Jawa ini dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) terhitung 19 November 2025 pukul 17.00 WIB.
Peningkatan status ini bukan tanpa alasan. Data menunjukkan aktivitas kegempaan, khususnya Gempa Letusan, Guguran, dan Harmonik, masih tinggi. Bahkan, terekam peningkatan intensitas guguran lava pijar yang masif menuju Besuk Kobokan.
Namun, di tengah ancaman APG dan guguran lava, ada bahaya laten yang mengintai kesehatan masyarakat, yakni dampak abu vulkanik Semeru terhadap saluran pernapasan.
Bahaya Senyap: Silika Tajam yang Mengancam Paru-Paru
Dikutip dari laman Pusat Krisis Kemkes, abu vulkanik dari erupsi Gunung Semeru mengandung partikel silika dan material tajam berukuran mikroskopis. Partikel-partikel inilah yang menjadi musuh utama sistem pernapasan manusia.
Saat terhirup, abu mikroskopis ini dapat melukai dan mengiritasi saluran pernapasan, memicu respons cepat dan bahkan komplikasi serius jangka panjang.
1. Reaksi Cepat: Iritasi Mendadak
Paparan abu akan memicu respons langsung pada tubuh:
-
Iritasi Hidung dan Pilek: Respon hidung yang tak terhindarkan.
-
Sakit Tenggorokan: Rasa sakit dan iritasi, seringkali memicu batuk kering yang mengganggu.
2. Komplikasi Serius: Paru-Paru Menjerit
Dampak abu vulkanik jauh lebih parah bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit pernapasan. Abu dapat memperburuk kondisi dan memicu episode penyakit akut.
-
Bronkitis Akut: Dapat terjadi dalam beberapa hari pasca-paparan, ditandai dengan:
-
Batuk kering parah
-
Produksi dahak (sputum) berlebih
-
Mengi dan sesak napas hebat
-
-
Asma dan Bronkitis Menggila: Bagi penderita, iritasi saluran napas meningkat drastis. Keluhan umum seperti sesak napas, mengi, dan batuk akan menjadi semakin parah dan tak terkontrol, mengancam nyawa.
Secara umum, partikel abu membuat proses bernapas terasa berat dan tidak nyaman bagi siapa pun yang terpapar, memaksa masyarakat untuk benar-benar waspada.
Waspada Level IV: Lindungi Paru-Paru dengan Ketat!
Mengingat status Level IV (Awas) dan risiko kesehatan yang tinggi, masyarakat diimbau TIDAK MENGANGGAP REMEH bahaya abu vulkanik. Perlindungan diri adalah kunci mutlak untuk mencegah kerusakan paru-paru dan lonjakan kasus penyakit pernapasan pasca erupsi.
Pemerintah dan otoritas mendesak warga untuk memprioritaskan keselamatan pernapasan dengan langkah-langkah proteksi wajib:
-
Wajib Gunakan Masker Terbaik: Saat beraktivitas di luar ruangan, wajib gunakan masker yang efektif, disarankan minimal jenis N95 untuk menyaring partikel mikroskopis.
-
Pakaian Tertutup: Selalu kenakan pakaian panjang untuk menutup seluruh permukaan kulit, meminimalkan iritasi kulit dan saluran pernapasan.
-
Hindari Zona Abu: Patuhi rekomendasi PVMBG. Jauhi zona abu vulkanik dan area yang masih terselimuti material dari Gunung Semeru.
Prioritas utama adalah menjauhi sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 20 km dari puncak, serta tidak beraktivitas dalam radius 8 km dari kawah. Keselamatan diri, terutama paru-paru Anda, harus diutamakan!.