Respons Cepat Erupsi Semeru, MDMC Lumajang Terjunkan Tim Medis dan Logistik

Respons Cepat Erupsi Semeru, MDMC Lumajang Terjunkan Tim Medis dan Logistik

MAKLUMAT– Erupsi Gunung Semeru kembali mengguncang Kabupaten Lumajang, Rabu (19/11). Luncuran awan panas guguran (APG) yang mencapai jarak lebih dari 13 kilometer ke arah tenggara–selatan memaksa ratusan warga meninggalkan rumah. Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Lumajang langsung bergerak cepat menerjunkan tim tanggap darurat ke lokasi terdampak.

Berdasarkan data pemantauan, aktivitas vulkanik tercatat cukup intens mulai pukul 14.13 WIB hingga 18.11 WIB. Amplitudo maksimal terekam di angka 45 mm dengan durasi gempa erupsi lebih dari 14.000 detik. Dahsyatnya luncuran material vulkanik bahkan dilaporkan menyapu rumah-rumah warga di kawasan Kamar A (selatan SD Supiturang 02) hingga menutup akses jalan.

Wakil Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah, Budi Santoso, S.Psi., M.KM., mengungkapkan bahwa dampak erupsi paling dirasakan di wilayah Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo. Hingga kemarin (20/11), MDMC mencatat setidaknya 467 jiwa harus mengungsi.

”Pengungsi tersebar di beberapa titik, seperti Balai Desa Oro-oro Ombo, SD Supiturang, SD Sumberurip, hingga Kantor Kecamatan Candipuro. Mayoritas adalah kelompok rentan, yakni balita, anak sekolah, dan lansia,” ujar Budi dalam keterangan resminya.

Tak hanya memicu pengungsian, awan panas juga memakan korban luka. Dua warga dilaporkan mengalami luka bakar sekitar 20 persen dan langsung dilarikan ke Puskesmas Candipuro untuk mendapatkan perawatan intensif.

Merespons situasi kritis tersebut, MDMC Lumajang telah mengaktifkan pos layanan darurat. Tim relawan disebar untuk melakukan asesmen cepat (kaji cepat) dan mendata kebutuhan para penyintas. Dukungan armada ambulans dan pos kesehatan juga telah didirikan di sekitar kantong-kantong pengungsian.

Baca Juga  Mendorong Keterlibatan Kader Aisyiyah dalam Politik Tanpa Menanggalkan Identitas

”Kami sudah berkoordinasi dengan jejaring rumah sakit Muhammadiyah untuk kesiapsiagaan layanan lanjutan. Ini antisipasi jika ada korban yang membutuhkan penanganan medis lebih intensif,” tegas Budi.

Berdasarkan asesmen awal di lapangan, kebutuhan yang paling mendesak saat ini adalah dukungan evakuasi, layanan sanitasi, makanan siap saji, serta air bersih. Budi menambahkan, meski di beberapa titik seperti Balai Desa Penanggal warga sudah mulai kembali ke rumah, kewaspadaan tetap ditingkatkan mengingat getaran banjir guguran masih sempat terdeteksi hingga malam hari.

MDMC mengajak masyarakat luas untuk bahu-membahu mendukung penanganan dampak erupsi ini, baik melalui doa maupun dukungan logistik yang dapat disalurkan melalui kanal resmi Muhammadiyah di daerah.

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *