Muhammadiyah Harus Jadi yang Terdepan Lawan Industri Candu dan Lindungi Anak Menuju Generasi Emas 2045

Muhammadiyah Harus Jadi yang Terdepan Lawan Industri Candu dan Lindungi Anak Menuju Generasi Emas 2045

MAKLUMAT — Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang juga Sekretaris Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) PP Muhammadiyah, Dr Jasra Putra MPd, menyerukan pentingnya transformasi gerakan sosial Muhammadiyah dalam menghadapi ancaman serius terhadap masa depan anak Indonesia.

Hal itu ia sampaikan dalam Tabligh Akbar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Medan, Ahad (23/11/2025). Menurutnya, perlindungan anak bukan hanya isu sosial, tetapi mandat teologis sekaligus fondasi menuju Generasi Emas 2045.

Dalam paparannya yang bertajuk “Peran Muhammadiyah dalam Perlindungan Anak Menuju Generasi Emas 2045,” Jasra mengungkapkan data yang memprihatinkan. Berdasarkan laporan KPAI tahun 2024, terdapat 2.057 kasus pengaduan anak, dengan klaster pemenuhan hak anak mendominasi hingga 67%. Yang mengkhawatirkan, mayoritas kasus justru bersumber dari lingkungan terdekat: anak korban pengasuhan bermasalah atau konflik internal keluarga.

“Realitas hari ini menunjukkan kompleksitas tantangan perlindungan anak. Kita berhadapan dengan kekerasan yang mayoritas pelakunya adalah orang terdekat, isu kesehatan mental di mana 1 dari 3 remaja memiliki masalah kesehatan mental, hingga ancaman dunia digital,” ujar Jasra di hadapan warga Muhammadiyah Kota Medan.

Dalam kesempatan itu, Jasra menyampaikan peringatan keras terkait maraknya apa yang ia sebut sebagai “Industri Candu,” berupa rokok, narkoba, pornografi, gim online, hingga judi online, yang menggerus masa depan generasi muda.

Ia menegaskan bahwa negara, masyarakat, termasuk Muhammadiyah, memiliki tanggung jawab besar untuk membatasi dan menghapus akses anak terhadap berbagai candu modern tersebut.

Baca Juga  Kehilangan Mendalam, Sekjen Golkar M. Sarmuji: "Insya Allah, Putra Kami Wafat sebagai Sahid"

“Muhammadiyah harus hadir dengan pendekatan komprehensif. Semangat Al-Ma’un hari ini bukan sekadar memberi makan, tetapi membebaskan anak dari struktur ketidakadilan dan jeratan industri yang merusak akal dan fisik mereka,” tandasnya.

9M Orang Tua Sahabat Anak

Sebagai solusi konkret di tingkat keluarga, Jasra memperkenalkan konsep “9M Orang Tua Sahabat Anak”, sebuah pendekatan pengasuhan yang menekankan kedekatan emosional dan komunikasi sehat antara orang tua dan anak. Konsep tersebut meliputi:

  1. Memberi pujian dan apresiasi;
  2. Menjadi pendamping belajar yang baik;
  3. Menjadi pendengar yang baik;
  4. Menghargai privasi anak;
  5. Mengajak berdiskusi;
  6. Meyakinkan kepedulian;
  7. Memberi tanggung jawab;
  8. Memberi ruang gerak interaksi; serta
  9. Mendukung anak menjadi inspirasi.

“Kurangnya afeksi dan kelekatan antar anggota keluarga menjadi pintu masuk perilaku menyimpang. Keluarga harus kembali difungsikan sebagai benteng utama dengan pola asuh yang penuh kasih sayang (mawaddah wa rahmah),” tambah Jasra.

Transformasi Layanan Sosial Muhammadiyah

Lebih lanjut, Jasra menandaskan bahwa MPKS PP Muhammadiyah akan terus melakukan pembenahan untuk menjawab dinamika perlindungan anak era kini.

MPKS sendiri, jelasnya, merupakan Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) dalam struktur Muhammadiyah, yang bergerak dalam pelayanan sosial berbasis teologi Al-Ma’un. MPKS berperan menyantuni kaum duafa, anak yatim, kelompok rentan, serta memperkuat ekosistem perlindungan sosial yang transformatif.

Sekadar diketahui, saat ini MPKS total mengelola sebanyak 211 Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS)/Muhammadiyah Children Center (MCC) yang telah terakreditasi; 630 unit Pusat Asuhan Keluarga Muhammadiyah (PAKM) dan Pusat Santunan Keluarga Muhammadiyah (PSKM); hingga layanan Senior Care dan Difabel Center yang terus dikembangkan.

Baca Juga  Prabowo Apresiasi Program Profesor Penggerak Pembangunan Masyarakat dari UMM

“Anak adalah amanah, perhiasan, sekaligus ujian. Melindungi mereka dari api neraka, yang dalam konteks duniawi bisa berarti kebodohan, kemiskinan, dan kekerasan, adalah kewajiban setiap kader Muhammadiyah,” tegas Jasra.

*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *